Memuluskan Transisi

SEIRING diketuknya palu hakim konstitusi dalam perkara perselisihan hasil pemilihan umur (PHPU), saat itu pula rangkaian Pemilihan Standar Presiden (Pilpres) 2024 selesai. Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak seluruh gugatan hasil penghitungan suara pilpres, meskipun diwarnai dissenting opinion dari tiga hakim.

Putusan MK itu pun kian mengukuhkan kemenangan pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pilpres yang digelar Februari 2024. Komisi Pemilihan Standar (KPU) akan menetapkan kemenangan pasangan calon nomor urut 2 itu pada hari ini.

Dalam keputusan KPU, Prabowo-Gibran menang dengan perolehan 96.214.691 suara atau 58,6% suara sah nasional. Terdapatpun pasangan Anies-Muhaimin meraih 40.971.906 suara atau 24,9% suara sah nasional. Lampau, Ganjar-Mahfud mendapatkan 27.040.878 suara atau 16,5% suara sah nasional.

Tuntasnya proses di MK tidak sekadar menandai rampungnya kontestasi demokrasi, tetapi juga menjadi momentum untuk bangsa ini melaju melanjutkan pembangunan. Ketikanya meneruskan semua cita-cita bangsa ini, baik di sisa pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin maupun nanti dilanjutkan Prabowo-Gibran.

Cek Artikel:  Perikemanusiaan Bangsa Palestina

Situasi politik paling mutakhir saat ini harusnya sudah mampu untuk membuat roda ekonomi yang selama ini diselimuti ketidakpastian, yang membuat investor bersikap menunggu sambil memantau perkembangan alias wait and see, kembali dapat berputar kencang.

Pelaku industri akhirnya bisa merasa nyaman dan yakin karena sudah ada kepastian. Keyakinan itulah yang akan menggerakkan kegiatan usaha dan ekonomi. Ketika laju roda perekonomian bergerak makin cepat, pada saat itulah investasi-investasi baru bakal muncul.

Hal ini penting terlebih kita juga dihadapkan dengan tantangan ekonomi global yang kian berat tatkala ketegangan di kawasan Timur Tengah masih memanas. Akibat terhadap situasi dalam negeri langsung terasa dengan meroketnya nilai tukar dolar Amerika Perkumpulan terhadap rupiah yang sekarang terus bertengger di atas level Rp16.000 per dolar AS.

Cek Artikel:  Menyelamatkan Demokrasi

Apabila terus dibiarkan, penguatan dolar dapat memberikan tekanan pada neraca perdagangan Indonesia. Safiri utang dalam mata uang lokal akan meningkat. Hal itu dapat menyebabkan tekanan pada keuangan pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang memiliki utang luar negeri.

Bahkan, ketika dolar menjadi sangat kuat, investor asing mungkin menarik investasi mereka dari emerging market seperti Indonesia untuk berinvestasi di aset berdenominasi dolar yang memberikan pengembalian lebih baik. Hal tersebut tentu dapat menyebabkan modal keluar dari Indonesia dan akibatnya memicu depresiasi lebih lanjut pada rupiah.

Buat menghadapi tekanan ini, stabilitas politik dalam negeri menjadi keniscayaan. Enggak bisa ditawar-tawar. Sangat penting bagi seluruh elemen bangsa ini agar merapatkan barisan, mengerahkan semua sumber daya untuk memitigasi tantangan global yang tidak menguntungkan Indonesia.

Cek Artikel:  Pertanian kian Timpang

Transisi kepemimpinan harus dapat dijaga agar tetap damai dan tenang sehingga sirkulasi kekuasaan dapat terjadi dengan lancar, tanpa ada gangguan sosial politik hingga pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Oktober 2024 nanti. Dengan transisi yang mulus, peningkatan kepercayaan berusaha akan makin meroket demi menopang tantangan pertumbuhan ekonomi yang tengah terimpit situasi global.

Seluruh elemen bangsa ini tentu berharap, proses transisi yang langsung dipimpin Presiden Joko Widodo bakal menjadi landasan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk langsung lepas landas menuju Indonesia yang makin berdaulat, bangsa yang mampu bertransformasi menjadi entitas yang maju.

Mungkin Anda Menyukai