Ilustrasi Asian Development Bank. Foto: flickr
Selain itu, strategi itu juga dapat menciptakan lapangan kerja berkualitas tinggi yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,
“Disrupsi digital pada industri kreatif dapat menghadirkan potensi ekonomi yang sangat besar di Asia dan Pasifik,” ujar Direktur Jenderal ADB untuk Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan, Bruno Carrasco, dalam peluncuran laporan berjudul ‘Tinjauan Industri Kreatif Digital di Asia’: Kesempatan dan Kebijakan untuk Mendorong Pertumbuhan dan Menciptakan Lapangan Kerja Berkualitas Tinggi, yang dikutip dari siaran pers, Selasa, 8 Oktober 2024.
“Tetapi, lingkungan kebijakan tidak selalu memungkinkan industri kreatif untuk berkembang dan terhubung dengan rantai nilai global,” tambah Carrasco.
“Laporan ini dapat membantu industri dan pembuat kebijakan dalam membentuk industri kreatif digital Asia dan Pasifik, mendorong peluang untuk menjembatani warisan budaya yang kaya di kawasan ini dengan bagian dunia lainnya, dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar dia.
Ilustrasi berjualan melalui media sosial. Foto: Freepik
Meskipun terdapat permintaan yang kuat dari perusahaan hiburan global untuk memproduksi konten lokal dan bekerja sama dengan talenta lokal, jumlah produser, penulis naskah, dan programmer lokal yang terampil masih belum mencukupi.
Demi mengatasi hal ini, laporan tersebut merekomendasikan agar pemerintah dan industri mendefinisikan pengetahuan dan keterampilan penting yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai peran kreatif, membangun sistem pelatihan seumur hidup, memberikan insentif kepada perusahaan untuk meningkatkan keterampilan pekerja mereka, dan meningkatkan standar kerja industri kreatif.
Strategi jangka panjang tersebut telah membantu negara-negara yang memiliki kekuatan kreatif-seperti Kanada, Republik Korea, Singapura, dan Inggris-untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam negeri dan menarik investasi asing.
Laporan itu juga menyaring pelajaran-pelajaran penting dari negara-negara tersebut yang dapat membantu memandu para pembuat kebijakan untuk mengembangkan industri kreatif.
Hambatan industri kreatif
Tetapi terdapat hambatan lain yang teridentifikasi dalam mengoptimalkan industri kreatif, diantaranya adalah kurangnya pendanaan di empat negara yang diteliti di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Hal itu membatasi potensi produser film lokal, pengembang game, dan musisi untuk berkembang, meskipun internet berkecepatan tinggi, platform streaming, dan perangkat portabel telah memungkinkan mereka untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Membangun fasilitas pendanaan terstruktur, termasuk pinjaman, jaminan kredit, hibah, dan pembiayaan modal ventura, dapat mengubah ide-ide kreatif menjadi proyek-proyek konkret, menurut laporan tersebut.
Dengan dukungan yang cukup dari pemerintah atau melalui kolaborasi publik-swasta, bisnis-bisnis ini dapat diberikan jaring pengaman finansial untuk berinovasi.