MASALAH sampah di Indonesia terdiri dari beberapa persoalan. mulai dari persoalan struktural, persoalan kelembagaan termasuk persoalan sosial kultural yang bicara soal kesadaran masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Tetaptik (BPS) lebih dari 70% orang Indonesia masih belum peduli pada masalah sampah.
“Data BPS menunjukkan lebih dari 70% orang Indonesia ternyata tidak peduli sampah. Ini sangat elementer. Tapi ini lah potret bahwa kebanyakan orang Indonesia itu tidak peduli sampah,” kata Pengendali Pengaruh Lingkungan Spesialis Madya Direktorat Penanganan Sampah Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Edward Nixon Pakpahan, Jumat (4/10).
Padahal, menurut dia, peran masyarakat sangat penting untuk pengendalian sampah. Selain itu, kesiapan fasilitas dan kapasitas menjadi salah satu kunci utama dalam penanganan sampah. Dalam hal ini, berdasarkan UU Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, menyebutkan bahwa otoritas atau tanggung jawab penanganan sampah ada di daerah. “Faktanya, bahwa ada persoalan mendasar, daerah itu tidak punya anggaran,” imbuh dia.
Karenanya, menurut Edward, butuh kolaborasi semua pihak untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia yang kini semakin kompleks. Dalam hal ini, pemerintah juga telah menetapkan target pada 2030 mendatang tidak ada TPA baru.
“Artinya kalau tidak ada landfill, maka kita harus perkuat opsi lain. Opsi lain itu pasti adalah sifatnya teknologi. Makanya kalau mau menuju by 2050, maka kita harus shifting, berubah dari tadi konsep masuk landfill menuju pengolahan atau pemanfaatan sampah tanpa emisi, daur ulang. Ini sebenarnya adalah konsep yang harus kita capai kalau kita mau bicara bagaimana persampahan itu berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon,” bebernya. (Z-9)
