Review Sinema Thaghut, Bawa Ketakutan di Jalan Sesat Kembali ke Kiblat yang Betul

Liputanindo.id – Sinema horor besutan LEO Pictures, Thaghut kini sudah bisa ditonton di bioskop kesayangan. Sinema yang disutradarai Bobby Prasetyo ini awalnya memang sempat menuai kontroversi. 

Bagaimana tidak, sebelumnya judul hingga posternya menampilkan rukuk terbalik dari tokoh utama Ainun (Yasmin Napper) dan dianggap mencemarkan simbol ibadah agama Islam. 

Tapi LEO Pictures tak lengah dan kemudian menggantinya dengan judul yang lebih bisa diterima masyarakat secara luas, yakni Thaghut. 

Thaghut, yang berarti “melampaui batas”, menggambarkan konflik batin tokoh utama yang mencari makna sejati dari keberadaannya.

Thaghut tidak hanya menghadirkan cerita menarik, tetapi juga pesan mendalam tentang kembalinya kepada Kiblat yang sejati, hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Review film Thaghut

Liputanindo.id berkesempatan untuk menyaksikan film berdurasi 102 menit itu pada saat Gala Iuran pertanggunganere beberapa waktu lalu di Jakarta. 

Sinema Thaghut memiliki alur cerita film tentang teror ajaran sesat di suatu padepokan. Kisahnya diawali dengan sosok remaja perempuan di pesantren bernama Ainun. 

Ainum sangat mengagumi sosok Abah Mulya (Whani Baktiwan) yang merupakan tokoh padepokan yang diilhami kesaktian.

Cek Artikel:  Penggemar Nggak Sabar War Tiket, Betulkah Avril Lavigne Bakal Konser di Jakarta?

Abah Mulya, sosok yang Ainun kagumi karena memiliki kesaktian khusus dari sebuah Padepokan sakti di Kampung Bumi Suwung ternyata adalah ayah kandungnya yang selama ini disembunyikan oleh Uwak yang telah membesarkannya.

Suatu hari, Abah Mulya tiba-tiba meninggal dunia secara misterius, sontak Ainun terkejut mendengarnya. Usai kabar kematian Abah Mulya, Uwak kemudian memberitahukan Ainun bahwa Abah Mulya adalah ayah kandungnya.

Didampingi para sahabatnya, Bagas dan Rini, Ainun datang ke Padepokan Abah Mulya untuk bertakziah. 

Mortalitas Abah Mulya yang misterius akhirnya membuat Ainun masuk dalam suatu ajaran sesat yang diberikan Lingga, murid Abah Mulya.

Di tengah-tengah film, akting Yasmin Napper mulai terlihat serius dan patut diacungi jempol. Apalagi saat dia mulai berakting kesurupan. 

Dia tak hanya mampu membawa suasana, tapi sekaligus memberi ketakutan nyata kepada penonton dengan menampilkan akting Ainun versi jahat. 

Sunyintas, film ini mengingatkan Liputanindo.id pada film horor religi lain seperti Siksa Neraka atau Qarin yang beradegan tokoh utama yang dirasuki entitas lain.

Cek Artikel:  Cinepolis Cinemas akan Hadirkan Konser VR Tomorrow X Together

Tetapi, sang sutradara tampaknya memberi sentuhan tersendiri melalui eksplorasi akting pada setiap pemain. 

Di sisi lain, Arbani Yazis juga totalitas dan memahami perannya dengan baik. Tapi sayangnya, aura Arbani seperti tenggelam karena dibebani kalimat-kalimat ‘berat’ yang banyak dia ucapkan sepanjang film. 

Satu hal yang cukup menarik adalah kehadiran Ria Ricis yang namanya sempat heboh di pemberitaan Nasional karena keretakan rumah tangganya. 

Dia cukup sukses mengingatkan kita akan “Ria Ricis” sesungguhnya yang ke mana-mana selalu bikin konten. Akting, gaya bahasa, hingga ekspresinya juga tampak terlalu mudah bagi Ricis dalam memerankan karakter Rini. 

Sepertinya dia cukup sukses memberi warna baru dalam film horor religi di Tanah Air. 

Selain Yasmin Napper, Arbani Yazis dan Ria Ricis, kunci dalam film ini ada pada Dennis Adhiswara dan Keanu Azka. 

Kedua orang ini justru memainkan peran penting dalam membangun konflik yang cukup berat di film Thaghut. Tanpa kemunculan mereka, tampaknya film Thaghut menjadi film horor biasa. 

Cek Artikel:  Cerita Komeng Soal Fotonya di Surat Bunyi yang Viral

Semakin lama film berjalan, plot setiap adegan sebetulnya cukup mudah diprediksi. Tetapi, yang namanya film horor apalagi melibatkan unsur religius, film Thaghut cukup sukses membuat penonton terkaget-kaget dan mendapatkan hikmah dari alur yang tersaji serta mengingatkan kita untuk kembali ke Kiblat yang benar dan jangan sampai musyrik.

Secara keseluruhan, Bobby Prasetyo juga cukup cerdik dalam mengemas film Thaghut dengan sinematografi, detail yang tersaji di layar, hingga kengerian dan pesan yang sudah dirancang apik dengan tim produksi. 

Tetapi lagi-lagi, untungnya film ini sempat menuai kontroversi karena poster awalnya sempat memancing amarah sebagian orang, sehingga rasa penasaran itu muncul seketika. 

Tapi kalau tidak ada kejadian seperti itu, mungkin ERA juga tidak akan tergerak untuk menonton Thaghut di bioskop karena rasanya sudah terlalu jenuh dengan film horor yang itu-itu saja menghiasi layar kaca dalam beberapa tahun terakhir. 

Mungkin Anda Menyukai