GRUP band Cokelat mengalami pengalaman unik saat membawakan lagu andalannya yang berjudul “Bendera” dalam sebuah acara di Beijing, Tiongkok.
Sebagai band yang dikenal dengan lagu patriotiknya, Cokelat berkesempatan tampil di panggung internasional, membawa pesan kebangsaan Indonesia.
Tetapi, sebelum mereka tampil, pemerintah Tiongkok melakukan pemeriksaan ketat terhadap lirik lagu tersebut.
Baca juga : Eksis Perang Dagang, AS dan Tiongkok Tetap Kawan Istimewa RI
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada konten dalam lagu yang dianggap sensitif atau melanggar aturan di negara tersebut.
Proses pemeriksaan ini cukup ketat dan mengharuskan pihak manajemen Cokelat untuk mengajukan lirik dan terjemahannya kepada otoritas setempat.
Pemerintah Tiongkok dikenal sangat hati-hati dalam hal sensor, terutama terkait dengan konten yang akan dipublikasikan di ruang publik.
Baca juga : Titik Awal Baru, Perjalanan Baru
Pemeriksaan ini merupakan bagian dari protokol standar di negara tersebut untuk semua penampilan musik dari luar negeri.
Meskipun begitu, Cokelat dengan bangga menyatakan bahwa tidak ada perubahan signifikan pada lirik lagu Bendera.
Ketika akhirnya mereka tampil di hadapan penonton di Beijing, Cokelat berhasil membangkitkan semangat dan antusiasme para hadirin.
Baca juga : Menilik Laku Trump, AS, dan Indonesia
Musik Bendera, yang memiliki makna mendalam tentang kecintaan pada tanah air, disambut dengan tepuk tangan meriah, meskipun sebagian besar penonton tidak memahami liriknya secara penuh.
Vokalis Cokelat, Kikan Namara menyampaikan bahwa penampilan tersebut merupakan salah satu momen paling berkesan dalam karier mereka, mengingat betapa pentingnya menyuarakan identitas nasional di panggung internasional.
“Polisi Beijing banyak banget, ternyata mereka lagi make sure kalau kita lagi nggak kayak orasi,” katanya.
Baca juga : Diproduksi di Indonesia, Oppo Find N3 Fold Curi Perhatian Pejabat dan Pebisnis
Meski menghadapi tantangan dalam hal sensor, Cokelat tetap berkomitmen untuk mempertahankan pesan asli dari lagu mereka.
Mereka percaya bahwa musik adalah medium universal yang mampu menyatukan perbedaan budaya dan bahasa.
Pengalaman di Tiongkok ini juga menjadi pelajaran berharga bagi Cokelat, bagaimana mereka harus beradaptasi tanpa mengorbankan nilai-nilai yang mereka bawa dalam setiap lagu.
Dengan semangat nasionalisme yang tetap kuat, Cokelat berharap dapat terus membawa musik Indonesia ke kancah internasional.
Mereka yakin bahwa meskipun ada batasan dan peraturan di setiap negara, pesan perdamaian, cinta, dan kebanggaan terhadap bangsa dapat disampaikan melalui musik yang tulus dan penuh makna.
Penampilan mereka di Beijing menjadi bukti bahwa musik Indonesia memiliki daya tarik yang kuat dan dapat diterima di berbagai belahan dunia. (Z-12)