Amman Butuh 14 Bulan Membangun Bangunan Smelter

Amman: Butuh 14 Bulan Membangun Konstruksi Smelter
Ilustrasi pembangunan proyek Smelter(ANTARA/Rizal Hanafi )

PRESIDEN Komisaris PT Amman Mineral Global Tbk Hilmi Panigoro, menjelaskan fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik Amman, merupakan salah satu proyek strategis nasional.

Fasilitas ini dibangun sebagai wujud nyata dari komitmen dari perusahaan dalam mengembangkan industri pertambangan Indonesia.

“Dalam kurun waktu 14 bulan Amman berhasil menyelesaikan konstruksi megaproyek ini, lengkap dengan fasilitas pendukung. Pembangunan fisik megaproyek ini merupakan salah satu yang tercepat di dunia untuk skala proyek serupa,” kata Hilmi, disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/9/2024).

Baca juga : Presiden Sasarankan Proyek Smelter Tembaga di Sumbawa Barat Selesai 2024

Dia katakan proses pembangunan smelter ini bukan perjalanan yang mudah. Terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari tantangan teknis, pandemi Covid-19, kenaikan suku bunga pinjaman hingga situasi politik dan ekonomi global yang mempersulit pengiriman alat-alat untuk proyek ini.

Cek Artikel:  Kemendagri Siap Dukung Baznas Gali Potensi Zakat di Indonesia

“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat, baik pemerintah, mitra bisnis, maupun masyarakat yang telah mendukung. Indonesia merupakan salah satu produsen tembaga terbesar di dunia, dan Amman merupakan salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia,” kata Hilmi.

Amman kini telah bertranformasi menjadi operasi pertambangan yang berintegrasi penuh, mulai dari eksplorasi penambangan, pemerosesan dan mulai tahun 2024, juga melakukan pemurnian melalui smelter tembaga dan logam mulia.

Baca juga : Menteri ESDM: PT Freeport Tetap Diizinkan Ekspor Konsentrat Tembaga

“Semoga dengan beroperasinya smelter tembaga ini, posisi indonesia di rantai pasok global tembaga semakin kuat. Smelter ini juga akan mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan hilirisasi industri mineral dan memperkuat pertahanan industri nasional,” kata Hilmi.

Cek Artikel:  Prabowo Segala Kementerian Bertanggung Jawab atas Swasembada Pangan

Smelter tersebut berdiri di atas lahan seluas 272 hektare di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Fasilitas ini menggunakan teknologi double flash smelting yang menggabungkan proses flash smelting dan flash converting.

Dengan memanfaatkan teknologi mutakhir dari berbagai negara gas cleaning and sulfuric acid plant technology MECS USA, Anode Furnace Kumera Finland, Anode Casting Machine and electro refinery Glencore Techonology Australia, Cathode Striping Machine Metso Finland, Anode Preparation Machine Metso Finland.

“Produksi katoda tembaga pertama dari fasilitas ini akan dimulai di akhir tahun 2024,” kata Hilmi. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai