Pertamina Gas Inisiasi Program Permata Borneo untuk Pulihkan Hutan Kalimantan

Pertamina Gas Inisiasi Program Permata Borneo untuk Pulihkan Hutan Kalimantan
Pertamina Gas menginisiasi Program Permata Borneo untuk memberdayakan masyarakat Desa Martadinata berbasis hutan dan ekologi.(Dok Pertagas)

PERTAMINA Gas (Pertagas) yang merupakan bagian dari Sub Holding Gas menginisiasi Program Permata Borneo sebagai akronim dari Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Martadinata Berbasis Hutan dan Ekologi. Program itu bertujuan menciptakan keseimbangan antara kehidupan manusia dan alam untuk membangun ekosistem penghidupan yang berkelanjutan.

Pertagas melalui wilayah operasinya Kalimantan Area dalam program tersebut merangkul berbagai elemen masyarakat Desa Martadinata, di antaranya 5 kelompok Tani dan 1 Pokdarwis dengan total anggota 119 orang.

Manager Communication, Relations & CSR Pertagas Imam Rismanto mengatakan, Permata Borneo diinisiasi untuk merawat, menjaga, dan memulihkan hutan sebagai ‘Permata’ yang dimiliki tanah Kalimantan dari tantangan deforestasi dan kerusakan lingkungan dengan pendekatan Production, Protection, and Inclusion (PPI).

Baca juga : Kalimantan Simpan Potensi Besar Kekuatan Terbarukan

“Serta inklusi yang meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat hutan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, di antaranya Balai Taman Nasional Kutai, dinas terkait, pemerintah desa, serta masyarakat itu sendiri,” kata Imam dikutip dari keterangan yang diterima pada Rabu (18/9).

Cek Artikel:  IHSG Diprediksi Menguat ke Level 8.000 di Akhir Pahamn Ini

Permata Borneo, lanjutnya, merangkul seluruh elemen masyarakat Desa Martadinata untuk berperan aktif dalam konservasi dan pengelolaan hutan secara bijaksana melalui kegiatan-kegiatan yang berkelanjutan.

“Kami mengajak masyarakat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai upaya menjaga hutan seperti penanaman tanaman-tanaman endemik Kalimantan di wilayah hutan dan menggalakkan patroli hutan yang melibatkan pemuda-pemuda Desa Martadinata,” tegas Imam.

Baca juga : Kalimantan Menuju Ekonomi Hijau

Selain itu, ia menilai Hutan Martadinata memiliki potensi alam berupa goa seluas 4 hektare yang digarap oleh Pokdarwis bersama Balai TNK dan Pertagas sebagai ekowisata minat khusus.

“Aktivitas di dalam hutan yang membuat hutan tetap terjaga, sehingga para perambah tidak berani masuk ke dalam hutan,” imbuhnya.

Cek Artikel:  Indonesia Bangun Proyek Amonia Hijau Pertama Dunia

Sebagai pilar dari Permata Borneo, Imam menyebut program Pulih Hutan juga dilakukan oleh Pertagas dengan memulihkan hutan melalui budi daya madu kelulut yang terintegrasi dengan penanaman pohon sehingga meningkatkan keberagaman tanaman, memperbaiki tanah, dan mengurangi erosi.

Baca juga : KLHK Ambil Langkah Preventif untuk Cegah Karhutla di Kalimantan Tengah

Selain manfaat ekologisnya, program ini juga memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal melalui produksi madu, mendorong keterlibatan mereka dalam pelestarian hutan, dan memastikan keberlanjutan hutan Borneo untuk masa depan.

“Melalui pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan, program Permata Borneo berhasil mengelaborasikan peningkatan ekonomi lokal dan konservasi lingkungan untuk manfaat generasi mendatang,” tutur Imam.

Cek Artikel:  AMMAN Masuk Daftar Perusahaan Paling Tepercaya di Dunia

Sementara itu, Kepala Desa Martadinata Sutrisno menyampaikan, saat ini masyarakat Desa Martadinata sudah memiliki akses ke alat dan sumber daya yang mendukung mereka dalam menjaga hutan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Ia meyakini, melalui Program Rawat, Jaga, dan Pulih Hutan, masyarakat Desa Martadinata mendalami peran penting mereka sebagai masyarakat penyangga hutan.

Di bawah payung Rawat Hutan, ia menyebut Permata Borneo mengajak masyarakat tani menerapkan inovasi agrifuture melalui pertanian berkelanjutan dan teknologi tepat guna di wilayah penyangga hutan.

“Kegiatan rawat hutan ini sudah berlangsung sejak tahun 2022. Pertamina Gas membina masyarakat Desa Martadinata dengan memperkenalkan pertanian berkelanjutan sebagai strategi intensifikasi pertanian untuk mencegah ekstensifikasi pertanian di hutan mereka,” ujar Sutrisno. (E-2)

Mungkin Anda Menyukai