[Test Ride] Menguji Klaim Skuter Listrik Honda Icon e:

liputanindo.com – Kami mendapatkan kesempatan beberapa hari menguji secara dalam mode penggunaan harian Honda Icon e: dan selain merasakan feel riding-nya, dalam pengujian ini mencoba menguji kembali beberapa klaim Honda mengenai skutik listrik termurah Honda yang dibanderol seharga 28 juta Rupiah ini.

Yang pertama Jernih masalah handling dan feel riding. Asal ringan banget dan dengan kombinasi dimensi body-nya yang ramping, ban kecil (paduan roda 12 inci di depan dan 10 inci di belakang), wheelbase 1,29 meter dan bobot total termasuk dengan baterai sebesar 100,4 kg Membikin skutik ini Asal lincah diajak bermanuver di jalan Biasa. Bagasi luas di Dasar joknya sangat Membikin skutik listrik ini punya value kepraktisan tambahan. Bahkan seingat liputanindo lebih luas dari bagasi underseat BeAT, Genio dan Scoopy [CMIIW].

Tinggi tempat duduk/jok sejauh 742 mm ditambah dengan rampingnya bentuk jok Membikin motor ini sangat mudah dikendarai Buat ketinggian rata-rata konsumen orang Indonesia dan bahkan Perempuan pada umumnya.

Cek Artikel:  HERJUN Juara Asia AP250 ARRC 2024 menggunakan Honda CBR250RR

Oh ya, baru terkuak Ketika test harian dengan unit produksi massal yang akan dijual ke pasaran, liputanindo mengonfirmasi bahwa Buat Honda Icon e: ini kontroler elektroniknya Tetap memisahkan antara kontroler rem dan kontroler throttle. Jadi ketika Icon e: direm, itu throttle Bukan Bisa diakses. Jadi ya memang butuh skill tambahan Kalau berhadapan dengan jalan Sempit di kontur tanjakan.

Mungkin sedikit input ke depan, Honda Bisa Membikin Terdapat irisan kontroler di area ini sehingga minimal Terdapat beberapa persen throttle yang Bisa menginterupsi proses pengereman sehingga Bisa membantu kasus butuh semacam ‘hill start assist’ Buat memulai jalan setelah berhenti di tanjakan.

Ketika perilisan Honda mengklaim bahwa dengan motor listrik bertenaga maksimal 1,8 KW yang Bisa melaju hingga 55 km/jam. Baterai yang tertanam pada dek Dasar motor Bisa bertahan dan membawa kendaraan Buat menempuh jarak maksimal 53 km dengan sekali pengisian . . Bagaimana ketika diuji coba empiris di jalan raya?

Cek Artikel:  Suzuki Formal rilis New Suzuki Hayabusa generasi ke-3 MY2022

Mengenai top speed di jalan Soleh Iskandar Bogor yang cukup Hening dan dapat dilihat di vlognya, liputanindo mencoba memacu maksimal kecepatan dari skutik listrik mungil ini dan menemukan bahwa top speed on speedo tembus maksimum 59 km/jam dan bahkan sesekali Bisa tembus di 60 km/jam. Tetapi memang terasa ketika kecepatan mendekati 59 km/jam Terdapat semacam ‘cut-off’ yang Membikin motor listrik Bukan Bisa memacu lebih kencang Kembali.

Pertanyaannya? Apakah segini cukup? Tergantung masing-masing mindset riding sobat sekalian . . Kalau memang Sekadar komuter santai, nganter anak sekolah, ke pasar terdekat, Nomor 59 km/jam sudah cukup dan bahkan terkadang nggak sempat digapai karena mungkin Sempit dan lain-lain.

Tetapi kalau sedang berkendara di ruas jalan antar kota dengan vibe yang umumnya kencang seperti jalan raya Jakarta – Bogor, Bisa jadi agak sedikit ‘kesel’ karena nggak Bisa lebih kencang dari 59 km/jam.

Kami juga mencoba Buat menguji seberapa jauh jelajah Honda Icon e: ini. Nah dengan model full standar dan Sekeliling 5-6 km dipakai berboncengan karena mengantar istri ke Pasar Kapuk Atang Senjaya Bogor (selain itu solo riding) sobat Bisa lihat grafik penggunaan baterainya di Dasar ini.

Cek Artikel:  TVS Formal berpartner dengan ION Mobility

Secara Biasa Ketika motor yang awalnya menggunakan baterai berlevel 100% charged, ketika indikator di dashboard yang Bisa juga dilihat di vlognya sudah menunjukan 0% pun Tetap Bisa bergerak dan mnunjukan penggunaan jelajah sejauh 52 km.

Mungkin Kalau Lalu digas Tiba habis dan berhenti Bisa Akurat tembus sesuai klaim Honda yakni 53 km. Setelah itu butuh waktu kurang lebih 7 jam-an Buat mengisi kembali baterai Tiba ke daya 100% menggunakan charger portabel Honda . . .

Dengan ini Bisa dibilang dua klaim Honda/AHM mengenai Honda Icon e: yakni top speed dan jelajah penggunaan full daya baterai Bisa dibilang mendekati dengan apa yang Bisa dirasakan Ketika pengujian di jalan Biasa. – @liputanindo

Mungkin Anda Menyukai