Lima Negara Militer Terbesar Eropa Bersatu Perkuat Dukungan Kepada Ukraina

Tentara Ukraina Lanjut melawan serangan dari Rusia. Foto: Anadolu

Paris: Menteri pertahanan dari lima negara militer terbesar di Eropa Yakni Prancis, Jerman, Inggris, Italia, dan Polandia menggelar pertemuan di Paris pada Rabu 12 Maret 2025 Kepada membahas kerangka kerja keamanan baru bagi Ukraina di tengah mencairnya Interaksi antara Amerika Perkumpulan dan Rusia.

Menteri Pertahanan Prancis, Sébastien Lecornu, menyambut Bagus kemajuan diplomatik antara Washington dan Kyiv di Arab Saudi, seraya menegaskan bahwa keputusan kini berada di tangan Rusia. 

“Bola sekarang Eksis di pihak Rusia,” ujar Lecornu, seperti dikutip Euro News, Kamis 14 Maret 2025. 

Demi ini, sebuah proposal gencatan senjata selama tiga puluh hari telah diserahkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Cek Artikel:  Kapal Selam Wisata Tenggelam di Mesir, Enam Orang Tewas

Pertemuan ini berlangsung sehari setelah pertemuan langka yang dihadiri oleh 34 kepala militer dari negara-negara NATO, serta Jepang dan Australia, yang juga digelar di Paris tanpa kehadiran pejabat Amerika Perkumpulan. Langkah ini menunjukkan meningkatnya peran Eropa dalam membentuk kebijakan keamanan regional di tengah indikasi perubahan sikap AS terhadap Ukraina.

Prancis dan Inggris menjadi penggerak Esensial dalam menggalang dukungan bagi Ukraina. Lecornu mengonfirmasi bahwa “pada tahap ini, Eksis 15 negara yang berminat melanjutkan proses” penguatan jaminan keamanan bagi Ukraina. Kepada membahas usulan konkret dalam memperkuat pertahanan Ukraina, pertemuan lanjutan direncanakan berlangsung dalam dua minggu ke depan, sekali Kembali tanpa melibatkan AS.

Para menteri pertahanan Eropa juga menegaskan komitmen mereka Kepada Lanjut memberikan Donasi militer bagi Ukraina. Inggris telah menjanjikan Donasi sebesar 4,5 miliar Poundsterling Kepada tahun 2025, sementara Prancis, Polandia, dan negara lainnya bersiap mengirimkan tambahan peralatan militer. Dalam pernyataan Serempak, mereka menekankan pentingnya memperkuat kapasitas pertahanan Eropa melalui peningkatan anggaran militer dan memperluas produksi senjata di seluruh benua.

Cek Artikel:  Presiden AS Joe Biden Beri Penghormatan Demi Jimmy Carter yang Meninggal di Usia 100 Tahun

Tetapi, upaya membangun strategi pertahanan yang terpadu di Eropa Lagi menghadapi tantangan besar. Perbedaan sistem persenjataan di masing-masing negara membatasi interoperabilitas dan efektivitas pelatihan Serempak.

Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, mendesak perlunya pendekatan yang lebih terkoordinasi dalam pengadaan militer dan memperingatkan bahwa Eropa “Tak Pandai membuang waktu Kepada birokrasi yang Tak perlu.”

Meskipun Eksis upaya memperkuat kerja sama militer, kemungkinan pengiriman Laskar penjaga perdamaian ke Ukraina tampaknya semakin kecil. Lecornu menegaskan bahwa Demi ini Eksis dua prioritas Esensial yang lebih mendesak, Yakni menjaga keamanan di Laut Hitam dan melindungi pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina dari ancaman potensial.

Lecornu juga menolak gagasan bahwa Ukraina di masa depan harus menjadi negara yang ter demiliterisasi. Pandangan ini didukung oleh Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, yang menyatakan bahwa “Tak Eksis masa depan bagi Ukraina tanpa kemampuan Kepada mempertahankan diri.”

Cek Artikel:  174 dari 179 Jenazah Korban Jeju Air Berhasil Diidentifikasi

Dalam menghadapi tantangan geopolitik yang semakin kompleks, para pemimpin Eropa menegaskan perlunya langkah konkret dan terkoordinasi Kepada memastikan keamanan Ukraina tetap terjamin di tengah dinamika Dunia yang Lanjut berkembang.

(Muhammad Reyhansyah)

Mungkin Anda Menyukai