RUU Migas Bakal Dukung Investasi Migas di Era Transisi Kekuatan

RUU Migas Bakal Dukung Investasi Migas di Era Transisi Energi
Foto udara anjungan lepas pantai lapangan Bekapai Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan Timur, Rabu (27/3/2024).(Antara)

POTENSI subsektor minyak dan gas (migas) Indonesia diyakini masih besar. Optimalisasi komoditas migas juga masih dilakukan meski Indonesia tengah berfokus kepada pemanfaatan energi bersih. Revisi Undang-Undang Migas dinilai dapat menjadi dasar kuat sektor migas di era transisi energi.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Kekuatan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi menyatakan diperlukan pendekatan seimbang dalam transisi energi di Indonesia. Kebutuhan akan komoditas migas dikatakannya masih diperlukan.

“Pertumbuhan ekonomi harus jalan bersamaan dengan upaya keberlanjutan. Kebutuhan migas masih penting termasuk di sektor transportasi,” ujar Jodi dalam keterangannya, Minggu (15/9).

Baca juga : Dorong Investasi, SKK Migas Kumpulkan Pemangku Kepentingan Hulu Migas di ICIOG 2023

Lebih lanjut, Jodi mengakui ada tantangan dari sisi penyelarasan aturan main. Demi itu, pemerintah bertekad untuk membangun fondasi kuat dari sisi regulasi. Salah satu regulasi paling krusial yang diperlukan yaitu revisi Undang-Undang Migas (RUU Migas).

Cek Artikel:  BI Kerek Etnis Tumbuh ke 6%, Gubernur: Jaga Rupiah

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM, Ariana Soemanto, menyatakan bahwa Pemerintah terus memberikan kenyamanan berinvestasi kepada investor dengan tetap menjaga kepentingan Negara. Pemerintah melalui Kementerian ESDM, ungkapnya, tidak tinggal diam menunggu revisi UU migas namun paralel terus menyiapkan kebijakan yang menarik investasi.

“Dalam tiga tahun terakhir itu, bagi hasil untuk kontraktor dapat mencapai 50%. Sebelumnya hanya sekitar 15-30%. Selain itu, insentif hulu migas dapat diberikan sesuai Kepmen ESDM 199/2021. Jadi sambil berjalannya revisi UU Migas, kita tidak diam dan terus lakukan perbaikan iklim investasi. IRR dan profitability index kontraktor migas diperhatikan, antara lain penyesuaian bagi hasil (split) kontraktor, FTP, investment credit dan lainnya, ruang itu dibuka,” jelas Ariana.

Cek Artikel:  Rupiah Ditutup Melemah 59 Poin Jadi Rp15.626 pada Rabu Sore

Baca juga : Tekan Emisi Karbon, Pertamina Gencar Penetrasi Bisnis Hijau

Sementara itu, Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Kawasan Kerja Satuan Kerja Spesifik Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Benny Lubiantara, menegaskan penerbitan UU Migas yang baru juga merupakan salah satu strategi utama mengubah paradigma industri migas di tanah air ke depan. Tuntutan lingkungan keberlanjutan dan transisi energi dipastikan harus masuk dalam UU baru nanti.

SKK Migas, kata Benny, juga telah bertransformasi. Benny memastikan pembahasan Plan of Development (POD) akan melalui jalur fast track seperti apa yang terjadi di Geng North. Tetapi, masih banyak tantangan lainnya yang baru bisa diselesaikan dengan adanya UU Migas yang baru.

“Urusannya non teknis. Mau tidak mau lewat UU Migas, ada terobosan fiskal yang harus melalui payung hukum UU Migas,” ungkap Benny.

Cek Artikel:  Bisnis Pembiayaan Emas BSI Melesat 30%

Baca juga : Kepala SKK Migas: Kekuatan Terbarukan Mainkan Peran Krusial di Masa Depan

Direktur Istimewa Pertamina Hulu Kekuatan (PHE), Subholding Upstream Pertamina, Chalid Said Salim, menilai salah satu kebijakan adaptif yang bisa dilakukan pemerintah ke depan adalah mendukung percepatan pelaksanaan pengurasan minyak lanjutan atau Enhanced Oil Recovery (EOR). Menurut dia implementasi EOR dibutuhkan dukungan yang tidak kalah besar seperti yang diberikan pemerintah kepada pengembangan Migas Non Konvensional (MNK).

Seperti diketahui, pemerintah sudah menerbitkan beleid terbaru yang memberikan keistimewaan bagi pelaku usaha yang mengembangkan MNK dengan bagi hasil bagian kontraktor bisa mencapai 95%.

“MNK sudah diberikan tapi menurut saya EOR harusnya didahulukan, impact-nya akan terasa 3-5 tahun ke depan. Kami ini ingin kepastian. Spesifik di Minas itu bisa sangat signifikan di situ,” ungkap Chalid. (J-3)

Mungkin Anda Menyukai