
BULAN Ramadhan merupakan bulan penuh berkah bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain menjadi waktu Buat meningkatkan ibadah dan spiritualitas, Ramadhan juga membawa perubahan dalam pola konsumsi masyarakat. Peningkatan konsumsi selama bulan ini menjadi fenomena Biasa, terutama dalam sektor makanan, minuman, Pakaian, dan kebutuhan lainnya.
Penelitian Moein AB Khan yang diterbitkan dalam jurnal Medicine (Baltimore) tahun 2024 menemukan bahwa selama bulan Ramadhan terjadi peningkatan signifikan dalam frekuensi ngemil, dari 21,7% menjadi 32,6%. Konsumsi makanan dalam jumlah besar meningkat dari 14,9% menjadi 36%, dan kebiasaan makan meskipun Enggak lapar naik dari 17,4% menjadi 33,2%.
Studi ini menunjukkan bahwa puasa dikaitkan dengan perubahan berat badan di kalangan Muslim India dewasa, dipengaruhi oleh urbanisasi, status pekerjaan, dan pola makan. Meskipun Enggak dapat digeneralisasi, data ini dapat menjadi acuan awal Buat pola konsumsi di Indonesia.
Selama Ramadhan, umat Islam menjalankan ibadah puasa dari terbit fajar hingga Surya terbenam. Pola makan yang terbatas pada waktu sahur dan berbuka menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap makanan tertentu, seperti kurma, kolak, dan aneka takjil.
Selain makanan, konsumsi Pakaian, perlengkapan ibadah, dan kebutuhan rumah tangga juga meningkat karena persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Hal ini berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor ritel dan makanan, yang memberikan manfaat bagi pedagang kecil, UMKM, hingga perusahaan besar.
Tetapi, di sisi lain, banyak masyarakat yang mengalami keterbatasan dalam mengakses pangan sehat dan terjangkau. Tantangan ketahanan pangan terutama dirasakan oleh masyarakat prasejahtera yang menghadapi harga bahan makanan yang naik dan pendapatan yang terbatas.
Ramadhan yang Sebaiknya membawa berkah bagi Segala Malah menjadi bulan yang lebih berat bagi sebagian orang.
Di sinilah zakat produktif berperan Krusial dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu inisiatif yang mengombinasikan pemberdayaan ekonomi dan distribusi pangan berbasis zakat adalah program Z-Chicken yang digagas oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Program ini bertujuan Buat meningkatkan kesejahteraan mustahik melalui usaha Masakan berbahan dasar ayam dengan konsep waralaba sosial. Z-Chicken Enggak hanya memberikan Sokongan finansial tetapi juga membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan keterampilan kewirausahaan bagi penerima manfaat.
Hasilnya, mustahik Enggak hanya mendapatkan Sokongan makanan jangka pendek tetapi juga Mempunyai kesempatan Buat berdaya secara ekonomi dalam jangka panjang.
Program ini menyediakan berbagai pilihan menu ayam goreng tepung dengan harga terjangkau, dikelola oleh para mustahik atau penerima zakat. BAZNAS memberikan pelatihan, modal usaha, dan dukungan pemasaran bagi peserta, termasuk keterampilan mengolah ayam goreng berkualitas, teknik pemasaran, dan manajemen keuangan sederhana.
Z-Chicken adalah usaha berbasis sosial yang dirancang Buat meningkatkan kesejahteraan mustahik melalui waralaba ayam goreng berbasis zakat. Model bisnis ini memberdayakan penerima manfaat dengan memberikan pelatihan, pendampingan, serta modal usaha agar mereka dapat menjalankan gerai ayam goreng secara Sendiri.
Dengan demikian, program ini Enggak hanya memberikan Sokongan konsumtif sesaat tetapi juga solusi jangka panjang bagi ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat.
Tujuan akhirnya adalah menciptakan transformasi mustahik menjadi muzaki, yang pada gilirannya akan membantu memutar roda perekonomian bagi masyarakat kurang Bisa.
Program ini Mempunyai Akibat luas, terutama di bulan Ramadhan, ketika kebutuhan pangan meningkat signifikan. Z-Chicken menjadi solusi dalam menyediakan makanan bergizi yang renyah dan lezat, terutama bagi kaum muda dan anak-anak yang menyukai makanan Segera saji.
Dengan adanya gerai-gerai Z-Chicken yang dikelola mustahik, masyarakat dapat menikmati hidangan berkualitas dengan harga terjangkau, sekaligus turut serta dalam gerakan sosial yang memberdayakan masyarakat.
Selain itu, Z-Chicken mencerminkan peran aktif masyarakat dalam mengoptimalkan Anggaran zakat Buat tujuan produktif. Dengan mendukung program ini, masyarakat Enggak hanya berkontribusi dalam memberikan Sokongan langsung kepada mereka yang membutuhkan tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Zakat yang dikelola dengan Berkualitas dapat menjadi instrumen Manjur dalam memperkuat ketahanan pangan serta mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
Di tengah tantangan sosial ekonomi yang semakin kompleks, program seperti Z-Chicken menjadi Misalnya Konkret bagaimana zakat dapat lebih dari sekadar Sokongan konsumtif. Dengan konsep zakat produktif, BAZNAS menunjukkan bahwa kepedulian sosial dapat dikombinasikan dengan pemberdayaan ekonomi yang berdampak luas dan jangka panjang.
Sejak berdiri tahun 2019, Z-Chicken telah Mempunyai lebih dari seribu gerobak yang tersebar di tujuh provinsi dan lima puluh kabupaten/kota.
Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga tetapi juga tentang berbagi dan memperkuat solidaritas sosial. Melalui program seperti Z-Chicken, kita dapat Menyaksikan bagaimana berkah Ramadhan dapat dirasakan lebih banyak orang, Enggak hanya sebagai penerima manfaat tetapi juga sebagai agen perubahan dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.
Inilah esensi sejati dari zakat: bukan hanya Buat berbagi, tetapi juga Buat membangun masa depan yang lebih Berkualitas. (RO/Z-10)

