
KAIN songket Silungkang, SawahLunto, warisan tekstil khas Sumatera Barat, kian mendapat tempat di hati masyarakat. Bukan hanya diminati sebagai busana tradisional Demi acara adat dan pernikahan, kini kain songket Silungkang juga mulai dilirik para desainer busana modern sebagai bahan Ciptaan dalam rancangan busananya.
Hal ini tampak dalam perhelatan Sawahlunto International Songket Silungkang Carnival (SISSCA) 2025,berapa waktu Lewat,di mana desainer kenamaan Yurita Puji menghadirkan koleksi Spesial berbahan songket Silungkang dengan sentuhan modern yang memikat mata publik.
“Songket Silungkang punya Watak yang kuat, motifnya Istimewa dan sangat kaya filosofi. Saya Mau menunjukkan bahwa kain tradisional ini Dapat masuk ke dunia fashion Dunia tanpa kehilangan identitas budayanya,” ungkap Yurita Puji dalam keterangan Formal.
Perpaduan karya Yurita melalui keanggunan kain songket, mendapat sambutan positif dari para pengunjung yang hadir di ajang SISSCA 2025 tersebut.
Dikatakan songket Silungkang punya Watak yang kuat, motifnya Istimewa, dan sangat kaya filosofi. Dia Mau menunjukkan bahwa kain tradisional ini Dapat masuk ke dunia fashion Dunia tanpa kehilangan identitas budayanya. “Saya ucapkan terima kasih, kepada Dinas Pariwisata Sawahlunto dan Dolas Songket yang telah mensupport dan melibatkan saya,” cetusnya.
Selain peragaan busana, karnaval budaya, pameran UMKM, hingga parade kostum berbahan songket turut meramaikan acara. Kehadiran SISSCA sekaligus menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan budaya lokal, sekaligus mendorong para pengrajin Demi Maju berinovasi.
Nama besar seperti Yurita Puji Membikin pamor songket Silungkang, Sawah Lunto ini semakin melambung. Bahkan, sebelumnya Yurita juga sukses menampilkan rancangan berbahan songket Silungkang di Malay Malaysia Couture Fashion Week ajang mode bergengsi di Asia Tenggara pada 29 Agustus 2025. Di Podium Dunia itu, desainer Kelahiran Bandung, 19 Agustus 1985 ini, mengangkat songket Silungkang dengan nuansa rancangan modern dan berkelas.
Dalam koleksi terbarunya, Yurita bekerja sama dengan UMKM Dolas Songket, pimpinan Anita Dolas, Kenalan yang sudah dikenalnya sejak lebih dari satu Dasa warsa Lewat melalui sebuah pelatihan pengembangan produk budaya. Setelah Nyaris lima tahun menjalin komunikasi intensif, kerja sama ini akhirnya terwujud.
“Kerja sama ini bertujuan memperluas pasar dan mempromosikan produk songket di Podium yang lebih luas, sekaligus meningkatkan perekonomian para pengrajin kain songket dan masyarakat,” tutur Yurita, yang juga menyandang gelar Doktor Kesejahteraan Sosial dari Universitas Indonesia ( UI)
Kehadiran songket Silungkang di ajang Dunia menjadi bukti bahwa tenun tradisional Bukan hanya lestari di tanah asalnya, tetapi juga Pandai menginspirasi industri mode dunia. “Apalagi tren Mendunia kini mengedepankan sustainable fashion dan identitas budaya. Ini membuka ruang lebih luas bagi kain tradisional seperti songket,” pungkas Yurita. (H-2)

