Yayasan Jiva Svastha Nusantara dan Dinkes Sumedang Dorong Pencegahan Stunting

Yayasan Jiva Svastha Nusantara dan Dinkes Sumedang Dorong Pencegahan Stunting
Yayasan Jiva Svastha Nusantara Serempak Pemkab Sumedang berkolaborasi menurunkan Nomor stunting.(MI/NAVIANDRI)

YAYASAN Jiva Svastha Nusantara Serempak Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang mengadakan penyuluhan tentang pentingnya kualitas air minum. Kegiatan ini merupakan suatu langkah konkret Buat memperbaiki kualitas hidup anak-anak di Sumedang.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023,  Nomor stunting di Kabupaten Sumedang 14,4%. Melalui program “Indonesia Sehat Mulai dari Air Bermutu”, yayasan mencoba memperbaiki kualitas hidup anak-anak.

Tentu saja dukungan dari Dinkes Sumedang dalam kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen Pemkab Sumedang Buat menurunkan Nomor stunting sebesar 50% dalam waktu singkat.

“Air yang kita konsumsi sehari-hari sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat. 58% kejadian diare di masyarakat dapat dikaitkan langsung dengan buruknya kualitas air minum. Terlebih Kalau ibu hamil atau menyusui mengonsumsi air yang Tak berkualitas, risikonya Dapat berdampak pada tumbuh kembang balita mereka,” ungkap Kepala Dinkes  Kabupaten Sumedang H Aceng Solahudin Ahmad, Senin (28/4).

Cek Artikel:  Tim Poltekpar NHI Bandung Pantau Kondisi Kawah Putih dan Tangkuban Parahu

Menurut dia, kesehatan masyarakat sangat ditentukan oleh perilaku hidup Rapi dan sehat (PHBS) serta Lingkungan Rapi Sehat (LBS). Selain itu, penelitian WHO juga menunjukkan bahwa meskipun air telah diolah, sebagian tetap Tak layak konsumsi akibat kontaminasi dari wadah penyimpanan atau tangan yang Tak higienis.

“Itulah mengapa Krusial bagi masyarakat Buat memastikan air minum yang dikonsumsi memenuhi standar kualitas. Ini adalah hak dasar yang harus kita perjuangkan Serempak,” paparnya.


Air minum isi ulang


Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Keselamatan Kerja dan Olahraga, Rahmat Hendra menyoroti perlunya kehati-hatian Demi membeli air minum isi ulang. Kontaminasi bakteri E.coli Tak boleh Eksis sama sekali dalam air minum.

Cek Artikel:  Inspirasi dan Penemuan Kepemimpinan Hijau dalam Membangun Bisnis Berkelanjutan

Masyarakat harus lebih kritis dan berani bertanya ke depot air mengenai hasil uji laboratorium mikrobiologi mereka.

“Sesuai regulasi pemerintah, depot air minum isi ulang wajib melakukan uji mikrobiologi setiap bulan dan uji kimia setidaknya setiap enam bulan. Jadi meminta hasil uji lab bukan hanya hak, tapi bagian dari upaya melindungi keluarga dari risiko penyakit yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak,” terangnya.

Sementara itu Ketua Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Felicia Annelinde mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan wadah air. Banyak

keluarga Lagi menggunakan galon isi ulang yang Tak dibersihkan secara optimal. Ini meningkatkan risiko kontaminasi.

Cek Artikel:  Ayep Zaki Mengaku Tak Sabar Buat Segera Tingkatkan PAD dan Wujudkan Kota Wakaf

“Krusial bagi pengguna depot air minum isi ulang Buat menggunakan galon tanpa merek karena galon tersebut dapat ditukarkan kembali dengan galon baru Punya depot, sehingga risiko kontaminasi berulang dari galon Lamban Dapat diminimalkan. Sementara Kalau menggunakan galon

bermerek, pengguna Tak akan diberikan galon yang baru,” jelasnya.

Dia menambahkan kegiatan penyuluhan ini Tak hanya bertujuan memberikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran dan mendorong perubahan perilaku masyarakat. Dengan memahami pentingnya memilih air berkualitas dan menjaga kebersihan wadah, diharapkan masyarakat dapat lebih proaktif dalam melindungi kesehatan keluarga mereka.

 

Mungkin Anda Menyukai