Ilustrasi. Foto: dok MI/Panca Syurkani.
Jakarta: Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPC APTI) Pamekasan Samukrah meminta Presiden Prabowo berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani tembakau melalui kebijakan memajukan pertanian tembakau di tanah air.
Samukrah juga Meletakkan Asa besar pada Presiden Prabowo yang mengajak Keluarga-Keluarga sebangsa dan se-Tanah Air Demi menjadi bangsa yang berani, bangsa yang Tak takut tantangan, bangsa yang Tak takut rintangan, bangsa yang Tak takut ancaman.
Hal itu, kata Samukrah, mengingat banyak regulasi yang dibebankan pada sektor pertembakauan di Tanah Air. Terkini, terbitnya Peraturan Menteri Keuangan No. 97 Tahun 2024 tentang tarif Harga Jual Eceran (HJE) rokok sebesar 10,07 persen yang akan berlaku Januari 2025.
Kemudian, rencana pengenaan PPN 12 persen yang kemungkinan akan dikenakan juga pada rokok. Dan, Lagi banyak Tengah kebijakan fiskal dan non fiskal yang membebani industri hasil tembakau nasional. Karena, kebijakan tersebut akan berdampak pula pada kelangsungan hidup petani tembakau.
“Kami berharap Bapak Presiden Prabowo bersikap arif bijak melindungi ekosistem pertembakauan yang merupakan soko guru ekonomi kerakyatan, sehingga cita-cita mewujudkan kedaulatan ekonomi nasional mewujud,” ucap Samukrah dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 29 Desember 2024.
Empat poin lindungi industri kretek
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) M Jusrianto berpandangan, terdapat empat poin Esensial Demi melindungi industri hasil kretek nasional sebagai salah satu komoditas strategis nasional.
Hal itu sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Pertama, industri kretek Mempunyai mata rantai dari hulu hingga hilir yang menanggung nafkah pekerja sebanyak 5,98 juta pekerja.
“Kedua, industri kretek Mempunyai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga 90 persen, terutama petani tembakau dan cengkeh dalam negeri,” katanya.
Ketiga, Cukai Hasil Tembakau (CHT) menyumbang 10 persen dari penerimaan negara. Tahun 2023, CHT mencapai sebesar 213,4 triliun rupiah belum termasuk PPN, PPH dan pajak daerah.
“Keempat, 89 persen dari seluruh pekerja di sektor pengolahan tembakau adalah pekerja Perempuan, yang mayoritas adalah lulusan SD/SMP,” tukasnya.
(Ilustrasi rokok kretek. Foto: MI/Panca Syukrani)
Dorong ekspor
Di sisi lain, Personil Komisi VII DPR RI, Eric Hermawan mendorong para pelaku UMKM industri rokok di Pamekasan Demi melakukan ekspor sehingga akan meningkatkan pendapatan ekonomi bagi pelaku usaha dan negara. Langkah ini Krusial dilakukan agar Eksis penambahan nilai (value added).
“Salah satu value added yang Dapat dilakukan adalah Ciptaan tembakau Demi produksi cerutu, mengingat kualitas tembakau Madura itu berkualitas,” kata Eric.
Legislator partai Golkar yang terpilih dari Dapil Jawa Timur XI (Madura) ini juga mendorong peningkatan ekonomi bagi para petani tembakau dan UMKM produk tembakau dengan tujuan mewujudkan kesejahteraan Madura. Pihaknya akan mendorong agar industri hasil tembakau berkembang di Madura, supaya masyarakat sejahtera.
“Hal itu sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo dalam meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif Demi meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” Terang dia.