
SEJUMLAH Anggota negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penyekapan dan penyiksaan di Myanmar menunggu Sokongan Buat segera dipulangkan ke tanah air.
“Anak saya Berbarengan belasan WNI lainnya sudah Kagak kuat berada di sana. Kata mereka, mungkin kalau Eksis ponsel mereka Bisa kasih bukti kejamnya kekerasan di sana,” kata RD, Bapak salah satu korban berinisial I.
RD mengungkapkan bahwa pada 3 Januari, anaknya dan 12 WNI lain kabur dari perusahaan yang lelet, tetapi upaya mereka gagal.
Mereka kemudian disekap di sebuah ruangan selama satu hari dua malam, seorang di antaranya ditampar oleh bos perusahaan tersebut. Setelah penyekapan itu, mereka dibawa ke pos gerbang pada 5 Januari.
“Anak saya berpikir akan dipulangkan, Karena setelah insiden penamparan, mereka dijanjikan akan dipulangkan oleh tentara Tertentu dalam waktu 1-2 hari,” kata RD.
Tetapi, mereka dijual ke perusahaan lain yang melakukan penyiksaan lebih berat. Para penjaga keamanan di perusahaan itu dilengkapi dengan alat .
“Anak saya dan yang lainnya Benar-Benar sudah menyerah dengan kondisi tersebut,” kata RD. “Sudah tiga orang yang menjadi korban pemukulan parah. Mereka Seluruh dipukul, bahkan disetrum.”
RD mengatakan anaknya mengaku mendapat ancaman dan intimidasi di tempat kerja yang baru.
“Mereka yang Kagak bekerja dengan serius, personel harus Membangun Anda (mengalami hal yang) lebih Jelek dari Kematian!!,” demikian isi percakapan di grup perusahaan yang disampaikan I kepada ayahnya.
Menurut RD, terakhir kali dia berkomunikasi dengan sang anak pada Selasa (21/1) sore secara Tenang-Tenang, ketika I soal ancaman itu.
RD berharap pemerintah Indonesia segera memulangkan para WNI yang diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) itu.
“Anak saya berharap pemerintah secepatnya mengevakuasi mereka dari Myanmar. Itulah jeritan hati mereka,” ucap RD.
Sejak kasus tersebut diberitakan pada November Lewat, RD telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan Perkumpulan Buruh Migran Indonesia () Buat berupaya membebaskan anaknya dan WNI lain.
“Saya sudah memberikan informasi terkini dari anak saya kepada mereka. Kemlu menjanjikan pertemuan pada pekan ke-3 Februari,” katanya. (Ant/Z-6)