Wisatawan Ikut Tradisi Menangkap Cacing Laut di Lombok

Wisatawan Ikut Tradisi Menangkap Cacing Laut di Lombok
Seorang Perempuan menunjukkan Nyale atau cacing laut Rona-warni hasil tangkapannya pada Festival Pesona Bau Nyale 2024 di Pantai Seger Kawasan Ekonomi Spesifik (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.(Antara/ Ahmad Subaidi)

RIBUAN Penduduk, Berkualitas wisatawan lokal maupun asing turun ke laut di Kawasan Ekonomi Spesifik (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) Buat menangkap cacing laut atau dalam bahasa setempat disebut bau nyale. Masyarakat Lombok percaya bahwa cacing laut atau nyale merupakan jelmaan legenda Putri Mandalika.

 

“Kami datang ke Pantai Seger, Mandalika ini Buat bau nyale (menangkap cacing laut),” kata Rahman pengunjung asal Desa Bonjeruk, Lombok Tengah, Rabu (19/2). Ia Serempak keluarga datang menggunakan kendaraan roda empat dan mereka berangkat menuju Letak tradisi bau nyale pada Selasa (18/2) malam.

 

Sesampainya di Letak, mereka mendirikan tenda sebagai tempat beristirahat Buat menunggu nyale keluar pada Pagi hari atau pukul 05.00 WITA hingga Mentari terbit. “Tadi kami turun ke laut Buat menangkap nyalemenggunakan sorok (jaring), lampu senter dan ember. Nyale yang Dapat kami tangkap sedikit,” tambah Rahman.

Cek Artikel:  RedDoorz sebut wisatawan lebih spontan pesan Ruangan Begitu Lebaran

 

Sebelumnya, Sekda Lombok Tengah Lampau Firman Wijaya mengatakan hari ini merupakan puncak tradisi bau nyale atau tradisi menangkap cacing laut, yang kisahnya berasal dari janji Putri Mandalika menjumpai masyarakat yang damai dan makmur. Putri Mandalika dalam legenda mengajarkan tentang pentingnya pengorbanan diri Buat kepentingan masyarakat. “Bau Nyale ini menjadi magnet Buat menarik kunjungan wisatawan lebih banyak hadir di Mandalika,” katanya.

 

Firman mengatakan sebagai tuan rumah yang Berkualitas, masyarakat harus memastikan tamu-tamu yang datang membawa rezeki ini dilayani dengan Berkualitas dengan memberikan kenyamanan dan rasa Kondusif. Kawasan ini telah ditetapkan menjadi kawasan ekonomi Spesifik (KEK) Mandalika, sebuah kawasan sebagai destinasi super prioritas pariwisata Indonesia.

Cek Artikel:  Rekreasi Mantap di Kastil Lereng Gunung Merapi

 

KEK Mandalika yang di dalamnya dibangun Sirkuit MotoGP diharapkan sebagai penggerak Esensial pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Mari Segala mendukung pengembangan pariwisata di kawasan ini dengan Cita-cita kehidupan menjadi lebih Berkualitas di masa yang akan datang,” katanya.

 

Dalam legenda Lombok, nyale ini adalah jelmaan dari seorang putri Ayu Gumi Sasak yang bernama Putri Mandalika, yang merupakan seorang putri kerajaan yang Mempunyai kecantikan luar Lumrah yang Kagak dimiliki putri-putri kerajaan pada waktu itu. Oleh karena itu, banyak pangeran dari Variasi kerajaan Menurunkan rasa dan Bertanding Buat Dapat meminang putri tersebut. Tetapi, Menonton persaingan itu, Putri Mandalika Kagak mau memilih salah satu dari mereka, karena khawatir terjadi pertumpahan darah.

Cek Artikel:  Liatin Aura Kasih Jalan-jalan, Asyik ya Gaaees!

 

Maka, putri Ayu tersebut menceburkan diri ke laut dan menjelma menjadi nyale agar Segala orang Dapat mendapatkannya. Sehingga, masyarakat Sasak percaya bahwa nyale merupakan jelmaan Putri Mandalika akan muncul setiap bulan ke sepuluh dalam penanggalan orang Sasak ataujatuh pada bulan Februari. Tradisi menangkap nyale kemudian dikemas pula menjadi acara turisme yakni lewat Festival Bau Nyale. (Ant/M-1)

Mungkin Anda Menyukai