DESAINER Indonesia Wilsen Willim kembali mengejutkan industri mode dengan koleksi terbarunya yang bertajuk Lintas Waktu. Koleksi ini menonjolkan material utama tenun sutra liar, hasil karya maestro tenun sutra Simon ‘Lenan’ Setijoko, yang dipamerkan dalam festival mode tahunan JF3 2024 di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada hari Jumat.
“Kami menggunakan sutra liar, yang berbeda dari sutra pada umumnya yang berwarna putih. Sutra liar ini memiliki nuansa warna kuning, cokelat, dan krem. Kami tidak menggunakan pewarna sama sekali di koleksi kali ini, yang merupakan pengalaman unik bagi saya,” jelas Wilsen dikutip dari Antara, Rabu (7/8).
Baca juga : Siluet Modern Wastra Tenun Lunggi Ala Hian Tjen di JF3 2024
Simon Lenan’ Setijoko, yang telah meninggal dunia, dikenal sebagai seorang ahli dalam mengolah kain tenun sutra dengan aksen sulaman, batik, atau lukisan.
Penggunaan kain tenun sutra liar sebagai material utama dalam koleksi Lintas Waktu menunjukkan penghargaan Wilsen terhadap keahlian Lenan.
Menariknya, seluruh tenun sutra liar yang digunakan dalam koleksi ini merupakan koleksi pribadi dari Chandra Satria, seorang kolektor dan pemerhati wastra.
Baca juga : Kanusaba Lestarikan Tenun dan Batik Sekaligus Dukung UMKM
Material tenun sutra liar ini terbuat dari serat kepompong ulat sutra liar yang mengonsumsi berbagai jenis daun, memberikan keragaman warna alami pada kain.
Koleksi Lintas Waktu menampilkan delapan look unik yang dapat dikenakan dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun nonformal.
Loyalp look menggabungkan luaran, celana, rok, selendang, atasan, mantel, dan gaun, semuanya dirancang dengan gaya kontemporer yang tidak konvensional.
Baca juga : GMC NTT Bagikan Bahan Tenun kepada UMKM di Desa Weelonda
Wilsen juga menambahkan aksentuasi payet dan felting pada koleksi ini untuk memberikan dimensi lebih pada tampilannya. Selain warna alami dari tenun sutra liar, warna hitam juga digunakan untuk menciptakan kesan netral dan elegan.
Gabungan antara tenun sutra liar dan tenun sutra ternakan (sutra hasil budidaya), kain katun, wol, tulle, dan polyblend dalam koleksi ini bertujuan untuk mengajak para pencinta mode dan wastra menghargai karya seorang maestro dari masa lalu sambil mengusung gaya modern masa depan.
“Koleksi ini adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan, untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya dan pemikiran pendahulu untuk keberlangsungan di masa mendatang,” tutup Wilsen.
Koleksi “Lintas Waktu” menjadi salah satu sorotan utama di JF3 2024, menawarkan kombinasi unik antara tradisi dan inovasi dalam dunia mode. (Ant/Z-10)