WHO Sebut Lumpuhnya Sitem Kesehatan di Gaza adalah Tragedi

Liputanindo.id JAKARTA – Serangan dan Serangan militer Israel ke Palestina tak hanya mengakibatkan korban jiwa Tetapi lumpuhnya sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza, khususnya. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kehancuran sistem kesehatan di Gaza adalah tragedi.

Melaui laman Formal WHO di X.com,  dikutip Senin (25/12/2023) dia menuliskan bahwa para dokter di Gaza Lanjut menyelamatkan nyawa dalam kondisi yang Bukan Kondusif.

Baca Juga:
Biden Marah Atas Mortalitas Tujuh Pekerja World Central Kitchen di Gaza

“Akan tetapi di tengah kondisi yang Lagi Bukan Kondusif dan pasien terluka yang Lanjut berdatangan, kami Menyantap, dokter, perawat, sopir ambulans dan banyak lainnya Lanjut berupaya menyelamatkan nyawa,” kata Tedros.

“WHO dan Kawan kesehatan kami akan Lanjut bekerja sama mendampingi Anda Seluruh, mengirimkan pasokan, mendukung penyediaan layanan serta mengevakuasi para korban luka parah,” kata Tedros.

Cek Artikel:  Kabag Biasa Setda Pangkep Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan dan Pemasangan CCTV

“Dan kami tetap menyerukan gencatan senjata sekarang juga.”

Targetkan Umat Islam dan Kristen
 

Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan rentetan pengeboman Israel Bukan pandang bulu karena menghantam umat Islam dan Kristen, kata pada Minggu (24/12/2023) waktu setempat. Ia juga menyamakan antara serangan intensif Israel di Jalur Gaza dan peristiwa Nakba pada 1948.

“Tempat Natalis Kristus, Bethlehem (kota Palestina di Tepi Barat), mengalami kesedihan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Presiden Abbas. Ia menyebutkan bahwa Serangan Israel Demi ini mengingatkannya pada Nakba 1948.

“Nakba” atau yang berarti “Bencana” merupakan peristiwa ketika Dekat 800 ribu Penduduk Palestina diusir secara paksa dari rumah dan tanah mereka pada 1948, menyusul pembentukan Israel.

Pada Hari Natal, Abbas mengatakan bahwa Laskar Israel secara brutal mengebom Rumah Nyeri Baptis Evangelis, Pusat Kebudayaan Ortodoks, Aula Gereja Ortodoks Yunani, dan Gereka Keluarga Bersih, juga masjid, sekolah, dan rumah Nyeri di Gaza.

Cek Artikel:  Dianggap Tak Taat LHKPN, MAKI Laporkan Firli Bahuri Buat Ketiga Kalinya ke Dewas KPK

Dia juga mengatakan bahwa “serangan ini Bukan membedakan antara seorang Muslim dan seorang Kristen,” menurut kantor Siaran Formal Palestina, Wafa.

“Serangan pendudukan menargetkan umat Kristiani, Seluruh rakyat kami, dan tempat-tempat Bersih Islam dan Kristen di Yerusalem dan Tepi Barat,” kata Abbas.

Presiden Palestina itu menyerukan agar Natal menjadi “momen Demi menghentikan perang dan Serangan terhadap rakyat kami di Gaza dan seluruh Distrik Palestina yang diduduki.”

Dia menekankan bahwa rakyat Palestina akan “Lanjut berjuang Demi mewujudkan negara yang bebas, Independen dan berdaulat penuh.”

Sebelumnya dalam pesan solidaritas dari pimpinan gereja Kristen, komunitas Kristen di Distrik Palestina mengumumkan bahwa perayaan Natal, termasuk penyalaan pohon Natal, akan dibatalkan karena perang di Gaza.

Cek Artikel:  Pelita Air Sesalkan Adanya Penumpang yang Bercanda Terkait Ancaman Bom di Pesawat

Sejak serangan yang dilakukan Grup perlawanan Hamas Palestina, Israel Lanjut menggempur Jalur Gaza. 

Gempuran Israel itu menewaskan sedikitnya 20.424 Penduduk Palestina, yang sebagian besar adalah Perempuan dan anak-anak, serta melukai 54.036 lainnya, menurut otoritas kesehatan di Distrik kantong tersebut.

Sejak Demi itu, Israel belum mengeluarkan Kembali informasi mengenai jumlah korban yang tewas. Serangan Israel telah menghancurkan Gaza dan menyebabkan sebagian dari perumahan di Distrik pesisir itu rusak atau hancur. 

Selain itu, dan Dekat dua juta orang di Distrik kantong padat penduduk tersebut terpaksa mengungsi di tengah kelangkaan makanan dan air Rapi. (IRN)

 

Baca Juga:
Negara Arab Desak Dibukanya Penyebrangan Perbatasan Israel-Gaza

 

Mungkin Anda Menyukai