WHO Desak Percepatan Evakuasi Medis dari Gaza di Tengah Gencatan Senjata

Kehancuran di Gaza akibat serangan udara Israel. Foto: Anadolu

Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan percepatan evakuasi medis dari Jalur Gaza di tengah berlangsungnya gencatan senjata. Kondisi tersebut harus segera dilakukan mengingat banyaknya pasien dalam kondisi kritis yang membutuhkan perawatan segera.

Richard Peeperkorn, perwakilan WHO Demi Tepi Barat dan Gaza, menggambarkan kondisi kehancuran di Daerah tersebut sebagai sesuatu yang “di luar batas kewajaran.” Dalam konferensi pers virtual dari Gaza pada Kamis 6 Februari 2025, ia mengungkapkan bahwa dari 36 rumah sakit yang Terdapat, hanya 18 yang Lagi beroperasi secara parsial.

“Ketersediaan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan sangat terbatas,” ujar Peeperkorn, menyoroti krisis kesehatan yang semakin parah.

Cek Artikel:  Usai Dihantam Gelombang Panas Ekstrem, India Diguyur Hujan Deras Tewaskan 11 Orang

Peeperkorn juga menambahkan bahwa Sekalian orang, termasuk staf PBB, merasakan Akibat psikologis dari situasi ini, dengan meningkatnya kasus gangguan kecemasan dan depresi. Tetapi, di tengah kondisi darurat ini, hanya tersedia dua psikiater di seluruh Gaza.

Melansir dari Anadolu Agency, Jumat 7 Februari 2025, Peeperkorn mengungkapkan bahwa beberapa rumah sakit yang sebelumnya Bukan berfungsi akibat serangan telah Pandai kembali beroperasi berkat adanya gencatan senjata. Ia menyebut perkembangan ini sebagai “sesuatu yang positif.”

Begitu ini, Sekeliling 12.000 hingga 14.000 pasien membutuhkan evakuasi medis dari Gaza. Dari jumlah tersebut, setengahnya mengalami luka akibat serangan, sementara sisanya menderita penyakit kronis yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Meskipun perbatasan Rafah telah dibuka Demi evakuasi pasien, Peeperkorn menegaskan bahwa langkah ini Lagi jauh dari cukup. 

Cek Artikel:  Pohon Natal Dibakar di Damaskus, Ratusan Kaum Suriah Gelar Protes

“Kita harus mempercepat evakuasi medis. Harus Terdapat lebih banyak pasien yang dapat melewati perbatasan Rafah menuju Mesir. Tetapi, kita juga memerlukan jalur medis lain,” tegas Peeperkorn.

Lebih lanjut, WHO mencatat bahwa sejak 7 Oktober 2023, terjadi 670 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza. Serangan-serangan ini menyebabkan 886 korban jiwa, termasuk tenaga medis dan Kaum sipil Palestina, serta melukai 1.355 orang lainnya.

Begitu ditanya mengenai keputusan pemerintahan Presiden AS Donald Trump Demi menarik diri dari WHO, Peeperkorn mengungkapkan harapannya agar kebijakan tersebut dapat ditinjau ulang. “Kami menyesalkan pengumuman tersebut, dan Pas-Pas berharap agar keputusan ini dikaji kembali,” ujar Peeperkorn.

Pada 20 Januari, hari pertamanya menjabat, Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif, termasuk langkah awal penarikan AS dari WHO. Keputusan ini didasarkan pada empat Dalih Istimewa, yakni dugaan kegagalan WHO dalam melakukan reformasi, ketidakadilan dalam pembagian beban finansial, penanganan pandemi covid-19 yang dianggap Bukan efektif, serta dugaan keberpihakan politik dalam kebijakan organisasi tersebut.

Cek Artikel:  Provokator Pembakar Al-Quran, Salwan Momika Ditembak Wafat di Apartemen

(Muhammad Reyhansyah)

Mungkin Anda Menyukai