ASOSIASI Medis Dunia Libanon (ILMA) pada Sabtu (5/10) mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan PBB untuk menghentikan aksi melumpuhkan yang dilakukan pasukan Israel terhadap sistem kesehatan Libanon.
Pada Jumat (4/10), kantor berita resmi Libanon memastikan bahwa Rumah Lara Pemerintah Marjayoun, Rumah Lara Pemerintah Mays al-Jabal, dan Rumah Lara Salah Ghandoor sudah tidak beroperasi lagi setelah serangan Israel dan ancaman serangan lebih lanjut.
Asosiasi tersebut mendesak WHO dan PBB untuk campur tangan dan memungkinkan tim medis mengevakuasi pasien serta petugas medis dari Rumah Lara Salah Ghandoor. Ia menekankan pentingnya melindungi pekerja dan fasilitas kesehatan.
Baca juga : 6 Rumah Lara di Gaza Tutup karena Kekurangan Bahan Bakar
“Kejahatan yang terus berlangsung terhadap sektor medis dan tim darurat telah mencapai tingkat keberanian dalam melanggar piagam PBB dan hak asasi manusia, terutama terkait hak atas perawatan medis dan rawat inap bagi setiap individu,” ungkap pernyataan tersebut.
Organisasi itu menyoroti bahwa tindakan Israel bertentangan dengan ketentuan Konvensi Jenewa. Ia menyerukan intervensi efektif untuk menghentikan praktik kriminal ini terhadap korban terluka, petugas medis, dan sektor kesehatan.
Sebelumnya pada Kamis (3/10), Menteri Kesehatan Libanon, Firas Abiad, mengungkapkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan 97 petugas medis dan darurat sejak 23 September, serta merusak lebih dari 10 rumah sakit.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam peperangan lintas batas sejak perang Israel di Gaza mulai. Invasi brutal itu menewaskan lebih dari 41.800 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak. Ini dilakukan setelah serangan oleh kelompok Palestina, Hamas, pada Oktober tahun lalu.
Setidaknya 2.011 orang telah tewas, lebih dari 9.500 lain terluka, dan 1,2 juta orang mengungsi, menurut otoritas Libanon. Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Libanon dapat memperluas konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas. (Ant/Z-2)