KEBAKARAN dan ledakan Penyimpanan Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya TNI-AD di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengagetkan masyarakat sekitar. Insiden itu terjadi pada Sabtu (30/3) bertepatan dengan momen berbuka puasa.
Kobaran api yang begitu besar terlihat dari permukiman warga disertai dengan bunyi ledakan berkali-kali yang membuat masyarakat ketakutan. Proyektil peluru dan granat bahkan ada yang terlempar sampai ke area permukiman yang berjarak hanya sekitar 200 meter dari gudang yang terbakar. Ratusan warga pun sempat diungsikan.
Getaran ledakan menimbulkan kerusakan pada sedikitnya 31 rumah warga. Kaca-kaca pecah, atap bolong, jendela dan pintu rusak, dinding retak-retak, begitu pula bagian plafon, hingga mengancam keselamatan penghuninya. Mujur tidak jatuh korban jiwa, baik dari personel TNI maupun warga.
Belum diketahui penyebab kebakaran. Dugaan awal, seperti diungkapkan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, terjadi gesekan amunisi yang menimbulkan api di salah satu gudang penampung ratusan ribu amunisi kedaluwarsa. Tim investigasi TNI dibantu Polda Metro Jaya masih menyelidiki insiden itu.
Gudmurah memang menjadi tempat pengumpulan peluru, granat, dan amunisi rusak lainnya atau yang sudah melewati batas waktu keamanan pemakaian, sebelum dimusnahkan. Buat itu, 16 gudang di Kompleks Gudmurah telah dirancang sedemikian rupa demi memastikan keamanan penampungan amunisi, dari bunker bawah tanah hingga parit atau tanggul-tanggul untuk meminimalkan dampak bila terjadi ledakan.
Segala diklaim pihak Kodam Jaya TNI-AD sudah memenuhi prosedur keamanan penampungan amunisi. Hanya, diakui KSAD, jarak kompleks pergudangan amunisi yang berdiri sejak 1987 itu dengan permukiman warga tidak lagi ideal. Perkembangan pembangunan di sekitarnya membuat permukiman semakin dekat, dari semula sampai 5 kilometer, kini menjadi kurang dari 500 meter.
Itu menunjukkan ketiadaan ketentuan jarak aman antara lokasi gudang amunisi dan permukiman penduduk. TNI hanya mengandalkan spesifikasi gudang dan prosedur pemeliharaannya untuk memastikan keamanan. Apabila ketentuan jarak aman tersebut ada, tentu begitu permukiman mendekat sampai kurang dari jarak yang diatur, gudang akan otomatis direlokasi.
Sudah banyak peristiwa kebakaran, ledakan, dan kecelakaan pada fasilitas yang menyimpan bahan ataupun barang yang bisa membahayakan keselamatan orang sekitar. Ketika fasilitas itu terlampau dekat dengan permukiman penduduk ataupun fasilitas sosial lainnya, tidak jarang insiden turut merenggut korban jiwa. Ketentuan jarak aman mutlak harus diatur. Bila belum ada, adakan.
Kali ini pun, ancaman bahaya datang dari fasilitas milik TNI, lembaga yang dikenal berdisiplin tinggi, apalagi terkait dengan penanganan persenjataan. TNI seperti kecolongan. Itu membuat orang bertanya-tanya, apa yang terjadi di balik kebakaran gudang amunisi Kodam Jaya?
Kita apresiasi TNI yang sigap mengamankan warga sekitar dari ancaman bahaya lebih jauh. TNI segera memberikan peringatan kepada warga dan memandu evakuasi ke tempat yang lebih aman. Tim investigasi juga diterjunkan.
Publik berharap penyebab kebakaran dan ledakan gudang amunisi diusut tuntas. Sangat berbahaya membiarkan keteledoran, apalagi ketidakpatuhan terhadap ketentuan, bila itu penyebabnya.
Relokasi gudang juga harus segera dilakukan disertai dengan penetapan jarak aman dalam regulasi penampungan amunisi. Kita ingatkan para pemangku kepentingan agar tidak bermain-main dengan keselamatan warga. Setop rasa waswas, jangan menunggu sampai korban telanjur berjatuhan.