GELARAN Jakarta Fashion Trend (JFT) 2024 menyuguhkan sejumlah prediksi tren dari 51 desainer dan label fesyen yang tergabung dalam Indonesian Fashion Chamber (IFC). Mengambil tema Cyber-Xotic yang digagas oleh Ichwan Thoha, JFT 2024 mengusung arah besar tren yang memadukan budaya atau wastra Indonesia dengan pesatnya dunia digital. Bentuk adalah busana dengan berbagai siluet, termasuk yang out of the box, namun tetap bisa dipakai dalam keseharian.
Salah satu koleksi menarik ditampilkan Lucky Purnami, Nuzul Kurniawan, dan Ariza Rimayanti yang disponsori Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Kediri. Koleksi ketiga desainer itu berada dalam satu tajuk, Gemah Ripah Loh Jinawi, yang mengangkat wastra asal Kerajaan Mataram atau disebut Mataraman.
Kain adati yang digunakan dari beragam wilayah yang pernah berada dalam kekuasaan kerajaan Islam yang berkuasa tahun waktu 1613 hingga 1645 itu. Di antaranya adalah batik Tulungagung, batik dan tenun ikat Kabupaten Kediri, serta batik Kabupaten Ponorogo.
Batik-batik itu dikatakan bermakna ketentraman, kemakmuran dan kesuburan yang didominasi warna cerah seperti terracota, oranye dan biru. Bentuk busananya mulai dari gamis, tunik, celana longgar, hingga vest gantung yang dengan aksen layer di beberapa bagian dan dalam potongan asimetris. Kagak seluruhnya bermaterial adati, beberapa bagian busana menggunakan kain polos yang menyeimbangkan tampilan ramai.
Kain adati juga ditonjolkan desainer Tia Hidayat. Disponsori KPW BI Sulawesi Tenggara (Sultra), Tia menggunakan tenun Buton, Masalili dan Wakatobi, yang dihasilkan oleh para pengrajin hasil pelatihan tenun oleh pengrajin Sultra.
Koleksi didominasi dengan warna-warna elektrik, sementara potongan busananya juga berkonsep modest namun dengan aksesoris yang mengesankan ketangguhan, seperti ikat pinggang dan sarung tangan kulit. (M-1)
