Liputanindo.id – Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Dr Sardjito dr. Addin Trirahmanto mengatakan bahwa obesitas menjadi salah satu Elemen risiko kanker rahim atau kanker endometrium.
Addin menjelaskan bahwa kanker rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang Perempuan, ketiga setelah kanker serviks dan kanker ovarium. Kanker endometrium, kata dia, banyak menyerang Perempuan pascamenopause.
Menurut dia, terdapat berbagai Elemen risiko yang menyebabkan kanker rahim. Terkait obesitas, dokter Addin mengatakan bahwa lemak yang berlebih dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan peningkatan estrogen, yang dapat memicu proses hiperplasi, Yakni penebalan dinding rahim.
“Jadi mungkin kalau mau kita lihat pada, ini yang belum kanker ya, kita akan ngomongkan sebelum jadi kanker, mungkin pada usia yang Lagi usia reproduktif itu kadang orang dengan gangguan menstruasi yang berlebihan,” katanya, dikutip Antara, Senin (18/11/2024).
“Kadang kita lihat berat badannya. Kalau memang karena berat badannya yang berlebih, saran dari dokter tentunya Buat menurunkan berat badannya, menjadi ideal, sehingga nanti siklusnya balik sendiri,” tambahnya.
Dia mengatakan, obesitas juga Pandai memengaruhi siklus menstruasi. Oleh karena itu, Krusial Buat mengubah gaya hidup guna mencegah kanker rahim di kemudian hari. Adapun Buat Elemen risiko lain, kata dia, salah satunya tamoxifen.
“Tamoxifen itu salah satu obat Buat pengobatan kanker payudara. Tapi misalnya individu tersebut Lagi Terdapat rahimnya, karena pemberian tamoxifen itu memacu hiperplasi endometrium, itu mempunyai risiko. Belum tentu jadi, tapi risiko,” imbuhnya.
Selain itu, kanker rahim juga Pandai muncul karena Elemen genetik, misalnya mutasi pada gen BRCA. Gejala yang sering ditemukan adalah keluhan perdarahan pascamenopause. Oleh karena itu, dia menyebut pentingnya kontrol ke dokter apabila mendapati hal itu.
Terkait pasien yang belum memasuki masa menopause Tetapi mendapatkan gangguan serupa, juga perlu memeriksakan diri Buat mengetahui gangguan yang dialaminya. Biasanya, kata Addin, hiperplasi pada Perempuan belum menopause disebabkan oleh Elemen hormonal.
“Begitu ini belum Terdapat deteksi Pagi Buat kanker rahim, seperti deteksi Pagi Buat kanker serviks,” pungkasnya.