Waspada, Nyeri Ulu Hati Dapat Jadi Tanda Kanker Pankreas

Waspada, Nyeri Ulu Hati Bisa Jadi Tanda Kanker Pankreas
Ilustrasi(freepik.com)

GURU Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menjelaskan salah satu gejala yang paling sering ditemukan pada penyakit kanker pankreas ialah nyeri ulu hati. Jangan remehkan ketika sudah muncul nyeri ulu hati. Sebaiknya, segeralah periksakan ke dokter.

“Jangan menganggap remeh nyari ulu hati karena walaupun itu kecil kemungkinannya, jangan-jangan nyeri ulu hati kita itu terkait dengan Terdapat proses kanker di dalam tubuh kita. Ini salah satunya ialah kanker pankreas,” kata Ari, beberapa waktu Lewat.

Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dibawa ke usus halus dan saluran cerna sehingga posisi pankreas berada di datang atau Cocok di ulu hati. Ketika seseorang merasakan nyeri pada ulu hati diabaikan dan baru ketika berat badannya turun, baru ketahuan kalau itu merupakan kanker pankreas.

Baca juga : Nyeri Saraf Kejepit? Atasi dengan Terapi Traksi

Cek Artikel:  Dokter Kulit Peringatkan Bahaya Jagung Parut untuk Penyembuhan Cacar

Unsur risiko seseorang terkena kanker pankreas adalah usia yang semakin Uzur dan gaya hidup seperti obesitas, tinggi lemak, diabetes melitus, merokok, alkohol, radang pankreas, dan Unsur genetik.

Yang dapat dilakukan Buat mengurangi Unsur risiko ialah mengurangi atau setop merokok, Kagak minum alkohol, memulai makanan dan hidup sehat, tetapi Buat Unsur genetik tentu Kagak Dapat diubah. Umumnya kanker pankreas awal memang Kagak bergejala dan Lagi ringan. Ketika dia makin besar, mulai Terdapat gejala seperti mulai menguning. Setelah memasuki stadium 2, ini sudah mulai makin besar, sudah Terdapat kelenjar getah bening, dan stadium 4 sudah ditemukan di liver atau di paru-paru.

“Dalam satu tahun pertama 90% dari kasus kanker pankreas itu meninggal dunia. Ini memang cukup berat kita menyampaikan. Yang Krusial adalah bagaimana di akhir yang bersangkutan itu meninggal tentu kualitas hidupnya itu harus Berkualitas. Maksudnya ketika matanya kuning karena sumbatan itu kita atasin agar sumbatannya ini kita kurangin. Ketika ini dia nyeri karena kanker pankreasnya, nyerinya itu dikurangi,” ujar Ari yang juga menjabat sebagai Member Dewan Pertimbangan PB IDI.

Cek Artikel:  Overthinking Pandai Merusak Liver, Ini Tips Hidup Sehat secara Psikis ala Dokter Paliatif

Baca juga : Jangan Khawatir, Rontgen Tak Berbahaya bagi Anak

Silent killer

Sangat Krusial Buat mengedukasi masyarakat bahwa kanker pankeres merupakan silent killer. Karena Apabila sudah bergejala Dapat dikatakan sudah terlambat sehingga ketika Terdapat pasien, matanya kuning, berat badan turun, nyeri ulu hati berulang, berat badan turun, umumnya ialah tanda kanker itu biasanya sudah terlambat.

“Data terakhir 2020 pun di Amerika itu Bilangan kematiannya juga cukup tinggi. Jadi, kasus baru itu ditemukan 57.600 dan tadi yang saya bilang tadi, 90% dari mereka mengalami Kematian. Karena tadi ini, umumnya datang juga dengan datang dengan terlambat,” ucapnya.

Ia menjelaskan, Apabila kanker ditemukan Lagi stadium 1, Dapat dilakukan operasi pengangkatan tumor. Tetapi, Apabila memang sudah besar, biasanya mengurangi Dampak dari tumor tersebut dan kalau semakin besar, menimbulkan nyeri maka perlu radioterapi dan kemoterapi sehingga yang dilakukan adalah upaya-upaya paliatif Buat mengurangi kesakitan.

Cek Artikel:  Yuks Pahami Mitos Kehamilan

Agar terhindar dari kanker pankreas, pasien dengan diabetes melitus harus dikontrol gula darahnya. Selanjutnya melakukan olahraga teratur dengan kontrol berat badan, setop merokok dan stop minum alkohol beralih pada hidup seimbang.

“Mudah-mudahan Terdapat hal yang kita Dapat mengedukasi masyarakat sehubungan dengan apa yang terjadi pada almarhum Rizal Ramli yang memang dari pihak keluarga sudah menyampaikan bahwa beliau memang penderita diabetes, beliau juga umur 69 tahun, Pria, dan memang disebutkan meninggal karena kanker pankreas stadium empat,” pungkasnya. (H-2)

 

Mungkin Anda Menyukai