Kualitas udara di Jakarta pada Senin pagi Enggak sehat Bisa Golongan sensitif dan menduduki posisi ke-5 sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.19 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di Bilangan 124 atau masuk dalam kategori Enggak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 45 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut setara 9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).
Kategori Enggak sehat, yakni kualitas udaranya Enggak sehat bagi Golongan sensitif karena dapat merugikan Sosok ataupun Golongan hewan yang sensitif atau Bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 100 lebih.
Adapun kategori sedang, yakni kualitas udaranya yang Enggak berpengaruh pada kesehatan Sosok ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Kategori Berkualitas, yakni tingkat kualitas udara yang Enggak memberikan Pengaruh bagi kesehatan Sosok atau hewan dan Enggak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.
Lewat, kategori sangat Enggak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara Standar kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama, Ialah urutan Lahore (Pakistan) di Bilangan 189, urutan kedua Delhi (India) di Bilangan 162,urutan ketiga Lisboa (Portugal) di Bilangan 157, urutan keempat Dhaka (Banglades) di Bilangan 147 dan urutan kelima Jakarta (Indonesia) di Bilangan 124.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara terintegrasi hasil pantauan di 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di kota metropolitan tersebut.
Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara sebagai penyempurnaan dari yang sudah Terdapat sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.
Laman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU Punya DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategis.(Ant/P-2)