Liputanindo.id – Penggunaan gawai atau ponsel pada anak usia 1-3 tahun secara berlebihan Bisa menyebabkan risiko mirip autisme. Risiko ini dikenal dengan nama autisme virtual, yang Mempunyai pola yang sama dengan autisme.
Dokter spesialis anak dr. Amanda Soebadi, Sp.A, Subsp.Neuro.(K), M.Med mengatakan autisme virtual yang Bisa menyerang anak usia 1-3 tahun itu timbul akibat penggunaan gawai atau ponsel secara berlebihan.
“Ini istilah betulan yang Eksis di literatur, pola perilakunya mirip autisme,” kata Amanda, dilansir Antara, Rabu (16/4/2025).
Amanda menjelaskan autisme virtual Bisa menyebabkan anak mengalami gangguan kesulitan komunikasi sosial, perilaku repetitif dan perilaku yang Enggak lazim.
Meskipun intensitas gejala autisme virtual Bisa Tamat memenuhi kriteria Analisa autisme. Tetapi autisme virtual berbeda dengan autisme.
Perbedaan itu Bisa dilihat dari perubahan sikap yang mirip autisme apabila paparan gawai dikurangi. Perubahan itu Bisa dilihat dari kontak mata Demi berkomunikasi dan menunjukkan Ungkapan Persona.
Lampau, kata Amanda, anak usia 1-3 tahun yang terpapar gawai Bisa mengalami kekurangan pengalaman komunikasi dan pengalaman sosial yang sebenarnya.
“Dia Bisa menunjukkan perilaku autisme kalau misalnya dipanggil Enggak merespon, kontak matanya kurang, Ungkapan Persona kurang atau Enggak sesuai. Itu karena kurang atau salah stimulasi,” jelasnya.
Apabila pada anak dengan autisme virtual menunjukkan perubahan setelah mengurangi penggunaan gawai, kondisi yang berbeda terjadi pada anak dengan autisme.
Pada anak autisme Mempunyai preferensi terhadap sifat berulang yang Eksis pada permainan gawai sehingga Bisa memuaskan kecenderungan keinginan melakukan hal yang berulang atau repetitif. Meskipun penggunaan gawai sudah dikurangi, sifat autistik tersebut tetap Eksis.
“Perilaku autistik Tetap akan tetap Eksis Jika gawai itu sebagai Unsur lingkungan bukan sebagai modifier (pengubah). Bisa saja anak dengan autisme ini mungkin perilaku Eksis perbaikan sedikit, tapi, sifat autistik Tetap akan tetap Eksis,” kata Amanda.
Selain paparan gawai, Amanda juga mengatakan Unsur genetik berperan Krusial sebagai penyebab autisme. Seseorang Mempunyai risiko sembilan kali lebih besar ketika dia Mempunyai Kerabat kandung yang mengalami gangguan spektrum autisme (GSA).

