Waspada, Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Rawan Malanutrisi

Waspada, Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Rawan Malanutrisi
Ilustrasi(freepik.com)

SEMBILAN dari 1.000 bayi di Indonesia lahir dengan penyakit jantung bawaan (PJB) menurut data Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki).

Kelainan pada struktur jantung ini menyebabkan aliran darah dari jantung menuju seluruh jaringan tubuh tidak berjalan lancar, termasuk dalam pengantaran nutrisi.

“Anak yang mengalami kelainan jantung bawaan ini sebanyak 80,2% mengalami kurang gizi atau malanutrisi atau kurang gizi,” kata dokter Spesialis Anak Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik RSUP Sanglah, Bali, I Gusti Lanang Sidhiarta dalam webinar, belum lama ini.

Baca juga : Ini Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Ia membeberkan ada sejumlah penyebab anak PJB bengalami malanutrisi. Yang pertama, tuturnya, karena asupan nutrisi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhannya. Kedua, anak dengan PJB sering mengalami inflamasi atau infeksi yang menyebabkan kebutuhan nutrisi meningkat.

Cek Artikel:  Orangtua, Berpelukan Bisa Buat Anak Merasa Dicintai

Lampau, penyebab ketiga anak dengan PJB rawan malanutrisi juga diakibatkan gangguan penyerapan nutrisi pada ususnya. “Dari tiga ini, bisa salah satunya, bisa ketiga-tiganya pada anak yang mengalami kelainan jantung bawaan,” urainya.

Menurutnya, efek malanutrisi ini dapat menyebabkan anak mengalami gangguan dasar atau kognitif, daya tahan tubuh lemah, memperparah kerusakan otot jantung, hingga komplikasi.

Baca juga : Krusial, Deteksi Awal Penyakit Jantung Bawaan sejak Anak-Anak

Demi mencegah risiko PJB, Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyampaikan bahwa penyakit ini bisa dideteksi sejak awal kehamilan untuk dilakukan intervensi dini.

“Penyakit jantung bawaan terjadi pada saat kehamilan trimester pertama pada 12 minggu pertama,” terangnya saat Live Instagram beberapa waktu lalu.

Cek Artikel:  Pola Asuh Pengaruhi Perilaku Invasif Anak

PJB pada anak bisa menyebabkan jantung bocor, pembuluhnya terbalik, atau penyempitan dari organ jantungnya. Gejala awal PJB pada kasus berat bisa terlihat dari warna biru yang muncul di daerah sekitar mulut, lidah, ujung tangan, dan kaki. Ketika anak menangis, tubuhnya akan membiru.

Baca juga : Waspada Anak Mudah Lelah, Pandai Jadi Penyakit Jantung Bawaan

“Ini terjadi karena kebocoran pada jantung yang menyebabkan darah kotor bercampur dengan darah bersih,” jelasnya.

Apabila tidak biru, sambung Piprim, kebocoran jantung terjadi dari darah bersih menuju darah kotor sehingga menyebabkan kelebihan darah pada aliran menuju paru-paru.

“Pertumbuhan anak menjadi terganggu. Biasanya saat bayi menyusui, bayi akan terlihat terengah-engah dan keluar keringat pada dahi. Berat badan bayi tidak naik secara signifikan,” imbuhnya.

Cek Artikel:  Mengenal Risiko Botox dan Filler dalam Tindakan Kecantikan, Bijaklah Sebelum Memilih

Karena gejala yang sangat bervariatif, Piprim pun menyatakan bahwa diagnosis dan penanganan penyakit ini perlu ditegakkan dengan pemeriksaan dokter. “Apabila penyebabnya karena infeksi pada saat kehamilan muda seperti Rubella, PJB bisa dicegah dengan melakukan imunisasi MR,” jelasnya.

Mungkin Anda Menyukai