Wasit Laga Aceh vs Sulteng Berubah Demi DSP Sudah Tersebar, Terdapat Apa?

JAKARTA – Pertandingan Tim Sepakbola Putra Aceh melawan Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut menjadi viral karena Muhammad Rizky Saputra (Sulteng) melayangkan bogem mentah kepada wasit hingga pingsan bahkan sampai diganti oleh Fourth Official (wasit keempat).

Motif Rizky memukul wasit diindikasi karena tidak puas atas kepemimpinan wasit yang dinilai banyak menguntungkan tim Aceh. Potongan atas kepemimpinan wasit Eko Agus Sugiharto asal Sumatera Selatan itu pun banyak beredar di sosial media.

Meskipun pertandingan itu sudah berlalu namun pertandingan perempat final PON XXI/2024 itu masih menyisakan banyak pertanyaan dan tanda tanya. Sehingga ini menjadi salah satu bagian yang perlu dijelaskan dan diselesaikan oleh PSSI.

Terdapatpun bagian yang dimaksud oleh Budi Taatwan selaku Founder dari Football Institute, adanya perbedaan wasit yang memimpin dengan wasit yang tertera di DSP (Daftar Susunan Pemeran).

Cek Artikel:  Perbedaan pendapat soal naturalisasi dapat dimaklumi

Dalam DSP yang sudah tersebar tercantum wasit yang memimpin pertandingan Aceh vs Sulteng adalah Achmad Hafid Hilmi (Wasit), Hilmi Isthofan (Asisten Wasit 1), Muhammad Umar Syaifuddin (Asisten Wasit 2), Fadli Nurdiana (Wasit Cadangan), M. Syarif (Pengawas Pertandingan) dan Kusni (Penilai Wasit)

Tetapi saat kick off dimulai nampak yang bertugas di lapangan adalah Eko Agus Sugiharto dari Sumsel (Wasit), Ilham Langago dari Gorontalo (Asisten Wasit 1), Firmansyah Basuki asal Jawa Timur (Asisten Wasit 2), dan Fadli Nurdiyana dari DKI Jakarta (FO).  

Ini jelas menjadi pertanyaan, kenapa DSP yang sudah ditanda tangani sebelumnya oleh pelatih kepala dan manager kedua tim dapat berubah? Apakah pergantian perangkat pertandingan di last minute itu sudah disetujui oleh kedua tim? Apa motif dan alasan pergantian wasit tersebut? Apakah murni karena faktor teknis atau ada faktor non teknis?

Cek Artikel:  Enzo Maresca Minta Chelsea Waspadai Ancaman Barrow di Metodebao Cup

“Tentu alasan dan latar belakangnya penting untuk dijelaskan oleh Komite Wasit PSSI yang bertugas di PON XXI/2024. Terdapatpun komite wasit yang bertugas di PON untuk melakukan penugasan wasit adalah Jimmy Napitupulu,” katanya.

“Transparansi ini perlu dilakukan agar janji Ketua Lumrah PSSI Erick Thohir membenahi kualitas pertandingan dan kualitas wasit ada check and balance dari football society,” tambahnya.

Kasus seperti ini bukan, kata Budi, bukan yang pertama. Kejadian serupa terjadi pada tahun 2018 saat babak 8 Besar Aliansi 2 yang mempertemukan Persita Tangerang vs Kalteng Putra. Wasit yang memimpin berubah/berbeda dengan yang di DSP.

Lagi segar dalam ingatan kita tahun 2018 saat babak 8 besar Aliansi 2 pertandingan antara Persita Tangerang vs Kalteng Putra, terjadi kasus yang sama dengan PON Aceh vs Sulawesi Tengah. Wasit yang memimpin berubah/berbeda dengan yang di DSP.

Cek Artikel:  Kualifikasi Piala Asia U-20 Indonesia tidak Anggap Remeh Maladewa

Wasit dalam DSP Persita Tangerang vs Kalteng Putra adalah Yudi Nurcahya, namun yang bertugas di lapangan adalah Novari Iksan. Akibatnya, Persita Tangerang sempat melayangkan protes karena perubahan wasit yang bertugas secara mendadak.

“Dalam pertandingan tersebut disinyalir terjadi match fixing dan match setting untuk memenangkan klub tertentu. Dengan pengalaman di masa lalu itu, jika tidak ada transparansi dari Komite Wasit maka prejudice (prasangka) kita akan mengarah bahwa pertandingan PON Aceh vs Sulawesi Tengah patut diduga ada indikasi match setting atau match fixing,” tutupnya. ***

Mungkin Anda Menyukai