WAKIL Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Moraza menyakini Andalas Business Matching (ABM) ke-2 yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas (Unand), Padang, Dapat menjadi katalisator Krusial dalam mendorong sinergi lintas sektor Demi penguatan UMKM.
Wamen UMKM menegaskan bahwa kolaborasi ini sangat dibutuhkan Demi menjawab tantangan yang dihadapi UMKM, khususnya di Sumatera Barat.
“Acara ini bukan sekadar Perhimpunan Standar, melainkan wadah strategis yang mempertemukan akademisi, dunia usaha, pemerintah, dan investor. Melalui sinergi ini, kita dapat mempercepat pertumbuhan UMKM sekaligus memastikan mereka siap Bertanding di pasar Global,” kata Helvi Begitu membuka ABM ke-2 dengan tema Sinergi Lokal Demi Pertumbuhan Dunia di Padang, Senin (9/12).
Wamen Helvi juga mengingatkan pentingnya peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional, dengan kontribusi sebesar 60,5 persen terhadap PDB dan serapan tenaga kerja hingga 96,9 persen. Tetapi, ia menggarisbawahi tantangan besar yang Tetap dihadapi UMKM, termasuk rendahnya partisipasi dalam Rantai Pasok Dunia (GVC).
“UMKM kita belum cukup kompetitif Demi menembus pasar Dunia. Di sisi lain, mayoritas UMKM juga Tetap belum terhubung ke rantai pasok industri,” kata Helvi.
Wamen UMKM menjelaskan Terdapat dua hal Demi mengatasi permasalahan perdagangan Global.
“Pertama, rasionalisasi pajak ekspor dan impor bahan baku, Lewat kedua, memfilter barang-barang impor yang membahayakan produk lokal,” katanya.
Demi itu, kata Helvi, Kementerian UMKM sedang berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan Demi merancang program ‘UMKM Dapat Ekspor’.
“Kami sedang upayakan melalui program tersebut, memberikan Kesempatan agar UMKM Dapat memperluas pasar dan Dapat bertahan di pasar Dunia,” kata Helvi.
Kolaborasi lintas sektor adalah kunci Demi membuka Kesempatan yang lebih luas, termasuk akses pasar, pendampingan, pelatihan, dan adopsi teknologi.
“Kementerian UMKM Maju berupaya Demi mendukung kemitraan dan membantu UMKM naik kelas dengan program Inabuyer Demi menghubungkan UMKM dengan korporasi besar dan BUMN, serta program kampus UMKM guna mendorong UMKM Demi go digital, go export, dan go standard,” kata Wamen UMKM.
Selain itu, Wamen UMKM juga mengapresiasi Unand atas perannya sebagai penggerak ekosistem Hasil karya di Sumatera Barat.
“Unand Mempunyai peran strategis sebagai jembatan antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah. Kami sangat mengapresiasi inisiatif Unand dalam mendorong kolaborasi lintas sektor, yang Tak hanya meningkatkan daya saing UMKM di pasar lokal, tetapi juga membuka Kesempatan besar Demi menembus pasar Dunia,” kata Helvi.
Helvi berharap, melalui acara seperti ABM, UMKM dapat semakin terhubung dengan ekosistem Dunia, memperluas jaringan pasar, serta menghadirkan Hasil karya yang Pandai menjawab tantangan ekonomi Dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unand Efa Yonnedi menyampaikan perguruan tinggi sebagai pusat Hasil karya Dapat menjadi lokomotif penciptaan wirausaha berbasis teknologi dan Hasil karya sebagai alat Demi persaingan pasar.
“Melalui hal tersebut, ini akan Dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sekaligus memaksimalkan potensi daerah, membuka lapangan kerja, serta Membikin UMKM berkelanjutan, naik kelas, dan masyarakat sejahtera,” katanya.
Efa berharap agenda ABM ke-2 Dapat mengajak seluruh pelaku bisnis Demi membangun sinergi dan kolaborasi. “Ini diharapkan Dapat membangun networking yang dapat menghasilkan kesepakatan bisnis yang Pandai mengakselerasi perkembangan UMKM di Sumatera Barat,” kata Efa. (Adv)