WAKIL Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha Jumario Formal menutup Kegiatan Muda Berdaya Magang Bersertifikat pada Rabu (11/12). Kegiatan itu sebelumnya diluncurkan Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA).
Selama 3 bulan, Kementerian Kebudayaan RI bekerja sama dengan sejumlah kampus di Indonesia Kepada menempatkan 212 mahasiswa magang bersertifikat (MSB) di 29 Desa di Kabupaten Lembata guna memperkuat kedaulatan pangan Penduduk lokal.
Para mahasiswa tersebut ditempatkan di desa-desa di Lembata guna menimba pengetahuan Serempak Penduduk lokal Kepada mendorong peningkatan kreatifitas pengelolaan pangan lokal berbasis budaya setempat.
Setelah 3 bulan bergelut dengan Penduduk lokal, para mahasiswa tersebut memamerkan aneka produk olahan berbahan lokal dalam kegiatan bertajuk, panen pengetahuan dan perayaan pangan lokal muda berdaya Kepada kedaulatan pangan.
Disaksikan Media Indonesia di arena pameran, Wulen Luo, Kota Lewoleba, Rabu Petang, para mahasiswa menampilkan Variasi panganan berbahan lokal yang di olah dengan sangat kreatif.
Natasya, mahasiswi asal Karawang, Jawa Barat, ditempatkan di Desa Katakeja, kepada Media Indonesia menjelaskan di Desa Katakeja, dirinya Serempak enam rekan mahasiswa lain berhasil mengelola kopi biji alpukat, kripik pelapah pisang, abon jambu mete, dan pembuatan pupuk Likuid.
Natasya mengaku Gembira dapat berbagi pengetahuan dengan Penduduk di Desa Katakeja guna memperkuatan ketahanan pangan lokal.
Ia berharap, apa yang telah dikerjakan Serempak Penduduk setempat dapat dilanjutkan Penduduk Kepada ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi.
Sementara itu, Wamen Kebudayaan RI Giring Ganesa Jumario berkesempatan meninjau pameran produk olahan mahasiswa mengaku bangga dengan kreatifitas pengelolaan pangan berbasis bahan lokal.
“Luar Biasa kreatif ini. Eksis abon jambu mete. Eksis abon ikan, kripik pelapah pisang. Kemasannya juga sangat menarik. Semoga ini menular ke Penduduk lokal,” ujarnya.
Setelah ditutup malam ini, Giring mengungkap tindak lanjut program MBKP.
“Seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya bahwasanya kegiatan ini merupakan langkah awal yang strategis dalam mewujudkan cita-cita kita Serempak Ialah masyarakat daerah yang berdaulat akan pangan. Kalau boleh kita bilang ini sebuah permulaan yang kolosal dengan melibatkan generasi muda yang dari segala penjuru negeri. Selain sebagai proses belajar Serempak, program ini merupakan Mimbar besar dari konsep kebhinekaan. Perbedaan bukan halangan, Malah ini merupakan kekayaan yang Pandai kita jadikan modal dalam pengembangan kebutuhan bangsa,” ujar Giring.
Ia menandaskan, pameran yang berupa hasil belajar Serempak antara mahasiswa dan penduduk desa adalah ragam potensi yang wajib hukumnya Kepada dikembangkan. Ini juga merupakan salah satu misi Asta Cita terkait dengan desa, pangan, dan kebudayaan. (PT/J-3)