Waduh! Defisit APBN Diprediksi Melebar Lebih dari 3%

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Jakarta: Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diproyeksikan bakal melampaui tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini. Itu Kalau pemerintah berkukuh Kepada melaksanakan sejumlah program unggulan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. 

“Celios sudah menyampaikan ketika program makan bergizi gratis direncanakan. Kita sampaikan Begitu itu, bahwa Kalau pemerintah memaksa Kepada melakukan implementasi program MBG secara penuh (100 persen), rasio defisit anggaran terhadap PDB Dapat lebih dari tiga persen,” ujar Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda, Sabtu, 15 Maret 2025.

Sejatinya Kesempatan defisit anggaran menyentuh tiga persen sudah terbuka ketika pemerintah mendorong sisi belanja secara kuat di Begitu pendapatan negara tengah terseok-seok. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir kinerja pendapatan negara sudah Mempunyai kecenderungan penurunan. 

Cek Artikel:  KAI Tingkatkan Fasilitas dan Pelayanan di Stasiun Pasar Senen

Situasi itu dinilai bertolak belakang dengan ambisi Presiden Prabowo yang menginginkan eksekusi program unggulannya secepat mungkin. “Belum Kembali Lagi Eksis pembangunan era Jokowi yang Ingin dilanjutkan di era Prabowo. Fiskal kita Tak sebagus yang dibayangkan Prabowo,” terang Huda. 

Dia juga menyayangkan adanya langkah realokasi anggaran belanja negara ke pos yang Tamat Begitu ini belum dijelaskan oleh pemerintah. Padahal Anggaran tersebut dapat digunakan Kepada memberikan stimulus kepada perekonomian. 

“Terlebih di Begitu daya beli masyarakat melemah. Anggaran dari pemerintah Dapat mendongkrak konsumsi rumah tangga Kepada menjadi stimulus seperti Donasi sosial ataupun Donasi lainnya,” Jernih Huda.

“Kalau kekuatan APBN berkurang, ya stimulus ekonomi juga akan Tersendat. Dampaknya dapat menyasar kepada konsumsi rumah tangga,” tambahnya.
 

Cek Artikel:  Inflasi Grosir Jepang Meningkat pada September


(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Defisit tetap melebar meski efisiensi anggaran

Sementara itu, Koordinator Analis Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) Reyhan Noor menyatakan, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah bakal mengurangi kontribusi APBN terhadap perekonomian. Kendati Eksis efisiensi, defisit anggaran Malah berpotensi melebar. 

Hal itu, imbuh Reyhan, menimbulkan pertanyaan mengenai stabilitas dan pengelolaan kebijakan fiskal ke depan.0″Salah satu yang menjadi kekhawatiran adalah Terperosok tempo utang yang tinggi bukan hanya tahun ini, melainkan lima tahun ke depan. Di sisi lain, pemerintah daerah juga semakin terbatas Kepada memberikan Pengaruh ekonomi secara langsung,” kata Reyhan. 

Berkaitan dengan hal itu, lanjutnya, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan agar ekonomi Tak semakin Tak baik. Pertama, independensi bank sentral perlu dijaga agar Tak mengurangi kepercayaan investor. 

Cek Artikel:  Harga Minyak Melemah Meskipun OPEC+ Tunda Rencana Peningkatkan Produksi

BI, kata Reyhan, tetap perlu sesuai dengan mandatnya Begitu ini agar sesuai dengan kemampuan serta objektifnya. Kedua, Kebiasaan defisit APBN sebesar tiga persen dan utang sebesar 60 persen terhadap PDB Tak boleh diubah tanpa Eksis penjelasan dan komunikasi kebijakan yang Bagus. 

“Kedua poin tersebut perlu Betul-Betul menjadi perhatian agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga,” ungkapnya.

Mungkin Anda Menyukai