WABAH penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali menerpa hewan ternak di banyak desa di Kabupaten Wonogiri dan Karanganyar, Jawa Tengah. Dampaknya, puluhan sapi Punya peternak Wafat. Perlu langkah penanganan Segera, agar wabah Bukan meluas, dan Kematian sapi Dapat dihentikan berikut kerugian peternak sapi dapat ditekan.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan Kabupaten Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengakui terjadi sebaran Segera wabah PMK di wilayahnya yang harus Segera ditanggulangi secara masif, agar posisi Wonogiri sebagai empat besar penghasil daging sapi di Jawa Tengah Dapat diselamatkan.
“Kami sejak Oktober 2024 secara masif dan simultan melakukan vaksinasi, pengobatan, biosecurity, penyemprotan disinfektan kandang dan pasar hewan, pascalaporan 310 ternak sapi dijangkiti PMK,” kata Baroto kepada Media Indonesia, Rabu (1/1).
Dinas Pertanian Peternakan Wonogiri juga bersinergi dengan Balai Besar Verteriner Wates, Yogyakarta, Buat melakukan pemeriksaan di sejumlah pasar hewan di Kabupaten Wonogiri, sekaligus juga mengambil uji sampel Buat pemeriksaan laborat.
Lebih dari itu, Lampau lintas hewan sapi juga diperketat, mengingat penyebarannya sudah menerpa di 24 dari 25 kecamatan se-Kabupaten Wonogiri. Satu-satunya kecamatan yang belum melaporkan terkena penyebaran wabah PMK hanya Kecamatan Jatisrono.
Langkah sosialisasi kepada paguyuban peternak sapi juga masif, serta koordinasi dilakukan dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah dan Kementerian Pertanian dalam upaya mendapatkan Sokongan vaksin PMK.
“Dari Kementan sudah membantu 10.000 dosis vaksin PMK, dan Desember Lampau Disnakkeswan Jateng juga sudah mengirim ratusan dosis vaksin Buat penanggulangan PMK di Wonogiri,” imbuh Baroto.
Dari pemantauan Media Indonesia di beberapa desa Area Pracimantoro, PMK sudah mengakibatkan 57 ekor sapi Wafat. Tetapi, di sejumlah dusun di Desa Tubokerto, puluhan sapi gagal diselamatkan.
Seperti diakui Kepala Dusun (Kadus) Bendungan, Desa Tubokarto, Kecamatan Pracimantoro, Suman, yang menyebutkan sudan Terdapat delapan ekor sapi Wafat karena menderita PMK.
“Kematiannya delapan ekor sapi di dusun kami ini diawali, hewan ternak menderita sakit pada moncong mulutnya keluar seperti buih, kakinya korengan karena luka. Bukan mau makan dan kesulitan berjalan, akhirnya Wafat meski telah diobatkan ke juru suntik hewan,” ungkap dia..
Demikian pula sejumlah hewan ternak sapi di Dusun Selorejo, Desa Tubokarto, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, juga kedapatan Wafat dengan gejala yang sama.
Camat Pracimantoro, Warsito, dan Mantri Hewan Haryanto Bukan menutupi kasus Kematian puluhan sapi yang dipicu wabah PMK. Seluruh sudah dilaporkan ke Pemkab Wonogiri dan telah mendapatkan respons Segera Buat ditangani.
“Nanti Jumat (3/1) kami menggelar penyemprotan disinfektan secara massal di kawasan ternak dan juga pasar hewan Pracimantoro,” ungkap Warsito pascalaporan adanya 57 ekor sapi Wafat di sejumlah desa di Pracimantoro.
Wabah PMK yang menyergap sentra ternak sapi di Wonogiri ini seperti mengulang kejadian pada 2023 Lampau. Kala itu, Pemkab Wonogiri melalui OPD terkait berhasil menanggulangi dengan memvaksinasi 136 ribu ekor sapi.
Sepanjang tahun 2024, Dinas Pertanian dan Peternakan setempat sebenarnya Lanjut menggiatkan vaksinasi PMK, menyasar 10 ribu ekor kambing dan 6 ribu ekor sapi.
Populasi sapi pedaging di Wonogiri mencapai sebanyak 156.498 ekor dan kambing sebanyak 356.583 ekor. Keberadaannya Membikin Wonogiri ditasbihkan sebagai produsen daging sapi dan kambing di Jawa Tengah.
Kasus Kematian sejumlah sapi karena sergapan PMK juga terjadi di Desa Sudut dan Desa Gebyok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.
“Ya Terdapat beberapa sapi Punya peternak di desa Sudut Wafat karena menderita PMK,” ungkap Kades Sudut, Kukuh Ragil Putro ketika dikonfirnasi (1/1).
Petugas Dispertan PP Karanganyar Faturohman menyatakan telah melakukan pengecekan sejumlah sapi Punya Kaum Serempak tim dokter hewan. Sedikitnya Terdapat 10 kasus dugaan PMK. (WJ/J-3)