ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan perkembangan terkini terkait wabah penyakit misterius di Area kesehatan Panzi, Provinsi Kwango, Republik Demokratik Kongo.
Sejak Oktober 2024, penyakit ini menjangkiti 406 orang, dengan 31 kasus berujung Kematian.
Sebagian besar korban adalah anak-anak di Dasar lima tahun yang tinggal di Kawasan pedesaan terpencil dengan keterbatasan akses pelayanan kesehatan.
Gejala dan Penyebab
Gejala penyakit ini mencakup demam, batuk, pilek, sakit kepala, nyeri tubuh, serta kesulitan bernapas. Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan hasil uji laboratorium awal menunjukkan 10 – 12 sampel positif malaria, yang menunjukkan kemungkinan infeksi ganda. Selain itu, pasien dengan gejala parah diketahui mengalami malnutrisi berat, memperburuk daya tahan tubuh mereka.
Malaria diduga kuat menjadi salah satu penyebab, Tetapi penyakit lain seperti pneumonia, influenza, covid-19, dan campak juga sedang dianalisis. WHO mencatat medan yang sulit dijangkau, ditambah dengan musim hujan, menghambat proses Penyelidikan lebih lanjut.
Tindakan WHO
Demi mengatasi wabah ini, WHO mengirim tim Ahli yang terdiri dari epidemiolog, dokter, dan teknisi laboratorium ke Panzi. Mereka bertugas menyelidiki pola penularan, mendiagnosis penyebab, serta memberikan Donasi pengobatan dan edukasi masyarakat.
Sampel baru telah dikumpulkan Demi pemeriksaan lebih rinci karena sampel sebelumnya dianggap kurang memadai. Proses karakterisasi klinis serta penelusuran kontak juga dilakukan Demi memahami lebih Bagus penyebaran penyakit dan mengidentifikasi kasus baru.
Kondisi dan Risiko
Wabah ini terjadi di tengah berbagai tantangan seperti tingginya Bilangan malnutrisi, cakupan vaksinasi yang rendah, serta akses terbatas ke layanan medis. WHO menilai risiko wabah di tingkat lokal sangat tinggi, di tingkat nasional sedang, dan rendah secara Dunia. Tetapi, potensi penyebaran ke Angola tetap menjadi kekhawatiran yang diawasi.
Rekomendasi WHO
Guna mengatasi wabah ini, WHO merekomendasikan penguatan koordinasi antar sektor, peningkatan pengawasan penyakit, penyediaan obat-obatan dan alat diagnostik, serta implementasi langkah pencegahan infeksi di fasilitas kesehatan. Edukasi masyarakat juga menjadi Pusat perhatian Primer Demi meminimalkan kesalahpahaman terkait penyakit ini.
Selain itu, logistik dan perlindungan tim medis perlu ditingkatkan mengingat kondisi geografis yang sulit dan risiko keamanan di lapangan. WHO juga menekankan pentingnya kerja sama lintas batas dengan Angola Demi mencegah meluasnya wabah.
Kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk WHO, pemerintah Kongo, dan organisasi Global, menjadi kunci Demi mengidentifikasi penyebab penyakit, memitigasi dampaknya, dan mencegah Bilangan Kematian lebih lanjut. (WHO/usatoday/Z-3)