
Lampau lintas di kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada momen libur Natal dan Tahun Baru cenderung ramai Fasih. Meskipun masa libur panjang Tetap Pelan, kondisi Lampau lintas diperkirakan Tetap tetap sama hingga awal 2025 mendatang.
Berdasarkan data traffic counting Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat, rata-rata volume Lampau lintas kendaraan yang keluar masuk Lembang di Rendah Bilangan 45 ribu kendaraan perhari.
Rinciannya, pada H-3 Natal atau 22 Desember 2024 mencapai 45.967 kendaraan, H-2 sebanyak 39.324 kendaraan, Lampau H-1 sebanyak 40.587 kendaraan dan Ketika Hari Natal 40.982 kendaraan. Kemudian H+1 Natal 41.430 kendaraan dan H+2 sebanyak 21.807 kendaraan.
Tapi Apabila dibandingkan dengan nataru 2023, volume Lampau lintas tahun ini naik. Jumlah kendaraan pada H-3 Natal 2023 mencapai 37.347 atau naik 19% pada 2024. Lampau H-2 sebanyak 32.494 (naik 17%), H-1 sebanyak 36.418 (naik 10%) dan Hari Natal 41.800 (turun 2%).
“Kenaikan volume Lampau lintas didominasi kendaraan roda dua atau sepeda motor. Buat kendaraan Biasa seperti bus dan mobil pribadi Enggak ramai mungkin karena Eksis tempat lain yang lebih menarik, tapi minat masyarakat Buat ke Lembang Tetap Eksis,” terang Kepala Dishub Bandung Barat, Fauzan Azima, Minggu (29/12).
Rombongan wisata yang menggunakan kendaraan Biasa seperti bus juga Enggak terlalu ramai karena adanya pengetatan aturan di jalan raya. Rata-rata bus yang mengantar wisatawan di Lembang berkisar antara 200-250 bus per hari.
“Kelemahannya memang aksebilitas. Salah satunya bus besar Enggak boleh masuk, padahal rata-rata wisatawan itu banyak menggunakan bus besar. Karena memang kondisi keselamatan, sehingga Pelarangan itu memang kita pasang dengan rambu di Jalan Kolonel Masturi, Sersan Bajuri,” katanya.
Pihaknya mengimbau pengelola bus, sopir dan pengelola wisata mematuhi rambu yang telah dipasang demi menjamin keselamatan. Meski Tetap sering ditemukan kendaraan bus yang melanggar aturan tersebut.
“Kita bukan menahan mereka Enggak berwisata, tapi silahkan menyesuaikan jenis kendaraan dengan Tanda khas jalan di Bandung Barat,” tuturnya.
Lebih jauh, aspek keselamatan dalam berkendara menjadi hal Krusial seiring dengan terjadinya beberapa kasus kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata pada beberapa waktu yang Lampau.
Oleh karena itu, Dishub gencar melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan bus pariwisata atau ramp check di beberapa Letak. Total hingga Ketika ini telah diperiksa sebanyak 65 bus, termasuk menindak bus-bus yang memasang klakson telolet karena Bisa mengancam keselamatan pengguna jalan lain.
“Ketika kita melaksanakan ramp check, kita juga menggandeng BNN Buat tes urine terhadap para sopir bus,” jelasnya.

