DUA penumpang yang diduga terinfeksi virus Marburg mematikan dan sangat menular berhasil dievakuasi oleh petugas di stasiun kereta api Hamburg, Jerman pada Rabu sore (2/10).
Petugas tanggap darurat dengan perlengkapan pelindung lengkap menaiki kereta dari Frankfurt, setelah menerima kabar, bahwa terdapat seorang mahasiswa kedokteran berusia 26 tahun dan pacarnya mengalami gejala seperti flu di dalam kereta.
Demi mencegah penularan virus tersebut, seluruh penumpang dievakuasi dan polisi menutup dua jalur di stasiun selama beberapa jam sebelum membukanya kembali.
Baca juga : Penjualan Senjata Jerman Melonjak, Terbesar untuk Ukraina
Dilansir dari politico, menurut petugas tanggap darurat itu, salah satu dari dua korban yang diduga tewas di Marburg juga mengalami muntah-muntah ringan.
“Ia kemudian menelepon dinas pemadam kebakaran karena ia menduga ada yang tidak beres,” ungkap seorang juru bicara kepada media lokal (Die Welt) beberapa waktu lalu.
Dilansir dari Tabloid Bild, bahwa mahasiswa tersebut tiba dengan pesawat langsung dari Rwanda, tempat ia melakukan kontak dengan seorang pasien yang kemudian didiagnosis terinfeksi virus Marburg.
Baca juga : Jerman dan Prancis Asikkan Gencatan Senjata Israel-Hizbullah
Negara Rwanda saat ini tengah dilanda wabah virus mematikan tersebut. Menurut Kementerian Kesehatan negara tersebut, delapan orang telah meninggal dunia akibat virus tersebut sejak Minggu lalu, sementara 26 kasus telah dikonfirmasi .
Virus Marburg menyebabkan demam dengan gejala-gejala seperti kejang-kejang, muntah berdarah, dan diare, serta memiliki tingkat kematian hingga 88%, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Orang-orang terinfeksi melalui kontak dengan cairan tubuh korban.
Setelah dievakuasi, mahasiswa dan pacarnya itu dibawa ke Rumah Ngilu Universitas Eppendorf, yang mengkhususkan diri dalam penyakit tropis.
Baca juga : Jumlah Penumpang Angkutan Udara di Jawa Barat Menurun
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Departemen Sosial Hamburg, kedua penumpang ini, setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif, mereka dinyatakan negatif terpapar virus Marburg.
“Orang tersebut, yang bekerja di sebuah rumah sakit di Rwanda sebagai bagian dari studi medis mereka, dinyatakan negatif terhadap virus Marburg menggunakan tes PCR. Mereka tidak pernah memiliki keluhan atau gejala yang berhubungan dengan penyakit tersebut,” pernyataan dari Departemen Sosial Hamburg dikutip dari politico.
Meskipun dinyatakan negatif, dua orang tersebut akan terus dipantau hingga akhir masa inkubasi selam 21 hari. Ia juga menambahkan, bahwa tidak ada efek yang berbahaya terhadap penumpang lain saat di dalam kereta pada saat itu
“Enggak ada bahaya bagi penumpang lain di kereta atau pesawat pada saat itu,” pernyataan dari Departemen Sosial Hamburg.
Meski situasi di Hamburg pada akhirnya tidak menunjukan penularan virus Marburg, badan kesehatan lokal dan internasional harus tetap waspada seiring perkembangan wabah mematikan ini di Rwanda. (Z-10)