Liputanindo.id – Viral seorang dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) cekcok dengan mahasiswa bernama Dirga di Gedung Menara Phinisi UNM, Jalan AP Pettarani, Senin (8/7/2024) lalu.
Dirga, anggota aliansi mahasiswa UNM, awalnya hanya ingin berdialog dengan Rektor UNM, Prof. Karta Jayadi mengenai beberapa isu kampus. Salah satunya adalah kewajiban pembelian almamater seharga Rp250 ribu bagi mahasiswa baru.
“Kami cuma mau minta kebijakan buat mahasiswa yang nggak mampu beli almamater baru. Harganya Rp250 ribu itu sudah termasuk dasi hitam,” kata Dirga kepada ERA, Rabu (10/7/2024)
Menurut Dirga, kampus mewajibkan pembelian almamater dan mahasiswa yang tidak membeli tak bisa mendaftarkan nomor induk mahasiswa (NIM).
“Eksis SK-nya yang menyatakan wajib punya almamater, dan akun official UNM juga menginstruksikan kalau mau stempel NIM harus ada kuitansi pembelian almamater,” tambahnya.
Selain itu, Dirga dan aliansinya juga ingin membahas isu lain seperti kewajiban kursus mahir dasar (KMD) Pramuka di Jurusan PGSD UNM, peninjauan UKT, iuran pengembangan institusi (IPI) di jurusan/fakultas kedokteran, dan masalah website pendaftaran ulang mahasiswa baru yang sering error.
Demi berdialog, Rektor UNM sempat meminta bukti keberatan dari mahasiswa baru. Tetapi, tak lama kemudian, seorang dosen datang dan menuduh Dirga sebagai provokator.
“Saya dituduh provokasi, dituduh calo, sambil didorong beberapa orang. Saya juga nggak tahu apakah mereka dosen atau siapa. Tiba-tiba rektor datang lagi, meminta berkas kajian saya, dan meminta kartu tanda mahasiswa (KTM) saya,” cerita Dirga.
Dirga merasa bingung dengan perlakuan tersebut. Dia memastikan akan melakukan konsolidasi untuk mengkaji perlakuan dosen tersebut. “Kami cuma ingin berbicara baik-baik, tapi tiba-tiba disikapi seperti itu. Kami bingung kenapa kami diperlakukan seperti itu oleh pihak UNM sendiri,” jelasnya.
Peristiwa ini menarik perhatian banyak pihak, mengingat pentingnya komunikasi yang baik antara mahasiswa dan pihak kampus dalam menyelesaikan masalah.
Demi dikonfirmasi, Rektor UNM, Prof. Karta Jayadi mengatakan bahwa mahasiswa yang memprotes itu memprovokasi mahasiswa baru agar tidak membeli almamater.
“Itu terjadi ketika mahasiswa baru antre dengan rapi untuk daftar dan ambil jaket almamater, tiba-tiba orang itu memprotes pembelian jaket almamater dan meminta jika ada jaketnya senior atau jaket alumni, itu saja yang dipakai.”
“Bagaimana mungkin jaket almamater bekas bisa diperoleh dengan jumlah sebanyak itu? Maka terjadilah ketegangan dengan beberapa dosen. Menurut saya bentuk komunikasi yang beradab hanya akan diperoleh jika kondusif, jika tidak kondusif, maka terjadilah ketegangan seperti di video tersebut,” kata Prof. Karta kepada ERA.
Prof. Karta menambahkan, ia mengimbau agar mahasiswa baru mengkomunikasikan sendiri tingkat ekonominya jika tidak mampu membeli jaket. “Niscaya ada solusinya,” ujarnya.