Usia Pasien Indonesia Lebih Muda, Leukemia Tak Pandang Usia

Usia Pasien Indonesia Lebih Muda, Leukemia Tak Pandang Usia
Ilustrasi(freepik.com)

LEUKIMIA menjadi jenis kanker yang paling banyak diderita anak-anak di seluruh dunia. Kementerian Kesehatan mencatat bedasarkan data Globocan 2018, terdapat lebih dari 80 ribu anak yang menderita leukemia berbagai ragam dengan Nomor Kematian mencapai 37.407 kasus.

Dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi onkologi RSUP Fatmawati dr Diah Ari Safitri menyebut usia pengidap leukemia granulositik kronik (LGK) di Indonesia lebih muda Apabila dibandingkan dengan Amerika Perkumpulan. Usia rata-rata pengidap LGK di Indonesia 45 tahun, sedangkan di Amerika Perkumpulan 65 tahun. 

“Saya juga sering mendapatkan pasien LGK di usia teenager,” kata Diah dalam Percakapan daring beberapa waktu Lampau.

Baca juga : Multiple Myeloma, Risiko Meningkat dengan Pertambahan Usia

Leukemia, jelasnya, merupakan kanker darah yang berasal dari sel-sel sumsum tulang. Pada leukemia, sel darah yang bersifat kanker terbentuk dan menekan sel darah sehat yang berada di sumsum tulang. 

Cek Artikel:  Ini Tanda Pembesaran Kelenjar Getah Bening pada Anak yang Patut Diwaspadai

Sel leukemia bersifat Tertentu, Yakni Bukan Bisa matang seperti sel-sel yang sehat dan akan Maju membelah membentuk sel-sel baru dengan lebih Segera. “Akan terjadi pengumpulan sel leukemia dalam sumsum tulang yang semakin Lamban semakin banyak, menekan sel normal, dan mengganggu fungsinya,” ujarnya.

Menurutnya, hingga Ketika ini belum Terdapat tes screening yang direkomendasikan Buat mendeteksi LGK secara Awal. LGK sering kali ditemukan secara Bukan sengaja seperti Ketika pasien sedang medical check up atau cek darah rutin dan Ketika pemeriksaan sel darah putih tinggi dan menetap Lamban sehingga perlu pemeriksaan selanjutnya.

Baca juga : Masyarakat Diminta Kenali Gejala Kanker Darah Multiple Myeloma

Jadi, LGK Mempunyai tiga fase perkembangan, Yakni fase kronik, Percepatan, dan fase krisis. Pada fase kronik, umumnya pasien Bukan merasakan gejala apa pun dan biasanya pada fase ini sel darah imatur kurang dari 10%. Kemudian fase Percepatan sel darah imatur pada sumsum tulang itu cukup banyak, yakni Sekeliling 10%-19%.

Cek Artikel:  Donor ASI harus Punyai Fisik yang Sehat

“Sehingga gejala yang muncul lebih tampak dan perut terasa tak nyaman, flu, dan lainnya. Kemudian fase krisis blast dalam sumsum tulang sel darah imaturnya lebih dari 20%. Maka, gejala yang dialami pasien sering demam, infeksi, pendarahan, anemia, berat badan turun, dan lainnya,” ujar Diah.

Bukan spesifik

Unsur risiko penyebab leukemia ialah paparan yang menyebabkan kanker atau karsinogenik, rokok, terapi radiasi/kemoterapi, penyakit mielodisplasia sindrom, dan beberapa penyakit genetik langka.

Baca juga : Mengenal Kanker Limfoma: Penyebab, Pencegahan, dan Langkah Mengobati

Sementara itu, gejala LGK Bukan terlihat secara spesifik. Penderita merasa lemas, demam, dan semakin Lamban perut akan terasa begah karena pembesaran limpa atau karena sel darah putih terlalu tinggi. Sebagian mengalami rasa nyeri tulang, trombosit rendah karena pendarahan.

Cek Artikel:  Sering Pindah Rumah Demi Kecil Bisa Tingkatkan Risiko Depresi

“Survival dari penderita LGK itu terjadi dari banyak Unsur. Secara Standar, 90% penderita LGK akan bertahan hidup 4-5 tahun lebih sejak pertama kali terdiagnosis. Unsur risiko yang menyebabkan survival Bukan baik adalah penderita sejak awal sudah berada di fase Percepatan dan fase blast,” katanya.

Kemudian, lanjut Diah, survival yang Bukan baik Apabila terdiagnosis pada usia Sepuh seperti di atas 65 tahun dan terdiagnosis ditambah pembesaran limpa serta trombosit rendah. “Tamat Ketika ini, penderita LGK sulit disembuhkan. Meskipun demikian, dengan dilakukan pengobatan, penderita LGK fase kronik Bisa Mempunyai kualitas hidup yang Bagus dan Mempunyai usia Cita-cita hidup yang normal,” pungkasnya. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai