Usai Rayakan Ultah ke-80, Kakek Tewas dalam Pesawat Jeju Air Berbarengan Keluarga

Keluarga korban kecelakaan Jeju Air di hadapan altar penghormatan. Foto: The New York Times

Muan:  Pihak berwenang Korea Selatan (Korsel) menyerahkan jenazah korban kecelakaan Penerbangan 2216 kepada keluarga pada 31 Desember. Kisah pilu terungkap dari kecelakaan Malang yang melibatkan Boeing 737-800 Jeju Air itu.

Penyelidik dari Amerika Perkumpulan (AS), termasuk dari Boeing, tiba di Posisi kecelakaan di Muan barat daya. Sementara pihak berwenang Korea Selatan mulai menilai dua kotak hitam yang diambil dari reruntuhan pesawat yang terbakar.

Pesawat itu membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan ketika melakukan panggilan darurat dan mendarat darurat sebelum menabrak pembatas dan terbakar.

Sekalian orang di dalam pesawat tewas, kecuali dua pramugari yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan. Korea Selatan sedang menjalani masa berkabung selama tujuh hari, dengan mengibarkan bendera Sebelah tiang.

Cek Artikel:  Pemukim Ilegal Israel Kembali Berulah, Kini Sengaja Racuni Ternak Anggota Palestina

“Satu keluarga kehilangan sembilan anggotanya, termasuk penumpang tertua di pesawat itu, yang melakukan perjalanan luar negeri pertamanya Buat merayakan ulang tahunnya,” demikian dilaporkan penyiar lokal KBC.

Penumpang yang bermarga Bae itu bepergian Berbarengan istrinya, dua putrinya, satu menantu Lelaki, dan empat cucu, termasuk seorang anak berusia lima tahun. Mereka bepergian setelah Bae baru saja merayakan ulang tahun ke-80.

Seluruh keluarga tewas, hanya satu dari suami putrinya yang Kagak dapat ikut dalam perjalanan itu yang harus menghadapi kehilangan istri dan tiga anaknya.

“Kemarin, kepala desa pergi ke bandara Muan dan mengatakan menantu Lelaki itu sangat putus asa, dengan mengatakan, ‘Saya Semestinya pergi Berbarengan mereka dan Wafat Berbarengan mereka’,” kata KBC, seperti dikutip dari The Straits Times, 1 Januari 2025.

Cek Artikel:  Pesawat AS Ditembak Terperosok dalam Insiden Salah Tembak di Laut Merah

Altar peringatan Buat para korban telah didirikan di seluruh negeri, termasuk di Seoul.

Di Bandara Muan, keluarga mengawasi persiapan altar baru pada 31 Desember, dengan Merekah-Merekah pemakaman hitam-putih memenuhi area tersebut.

Penjabat Presiden Choi Sang-mok, yang baru menjabat sejak 27 Desember, mengatakan kecelakaan itu merupakan “titik balik” bagi negara itu, dan menyerukan perombakan penuh sistem keselamatan udara.

Analisis kotak hitam

Laporan yang lebih lengkap tentang apa yang salah pada Begitu-Begitu terakhir penerbangan diharapkan setelah pihak berwenang menganalisis kotak hitam.

“Terkait kotak hitam, pembersihan kontaminasi permukaan telah diselesaikan di pusat pengujian dan analisis, dan kondisinya Begitu ini sedang dinilai,” kata Wakil Menteri Penerbangan Sipil Joo Jong-wan.

Cek Artikel:  Kanselir Jerman Kehilangan Dukungan, Apa yang Selanjutnya Terjadi?

“Tetapi, unit penyimpanan data perekam data penerbangan Tetap dalam Pengkajian,” kata Joo, karena ditemukan konektornya hilang.

Tinjauan teknis sedang dilakukan Buat menentukan Langkah mengekstrak data.

Mungkin Anda Menyukai