Usai Akui Pengaruh Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia

Liputanindo.id – AstraZeneca akan menarik vaksin COVID-19 dari seluruh dunia menyusul pengakuannya baru-baru ini soal Pengaruh samping berbahaya yang ditimbulkan. Perusahaan beralasan penarikan ini karena kurangnya minat terhadap vaksin AstraZeneca.

Dalam pernyataan resminya, AstraZeneca mengatakan penarikan vaksin COVID-19 dari seluruh dunia ini lantaran terjadi penurunan minat akibat banyaknya varian yang tersedia. Vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford ini diproduksi oleh Serum Institute of India sebagai Covishield, yang kemudian berganti nama menjadi Vaxzevria pada tahun 2021.

“Dengan beragamnya varian vaksin COVID-19 yang telah dikembangkan, terdapat surplus vaksin-vaksin terbaru yang tersedia,” kata perusahaan tersebut, dikutip The Telegraph, Rabu (8/5/2024).

Perusahaan juga menekankan penurunan permintaan vaksin menjadi salah satu Dalih AstraZeneca menarik vaksin COVID-19 dari seluruh dunia. Perusahaan tersebut secara sukarela mencabut otorisasi pemasarannya di Uni Eropa, dan menambahkan bahwa vaksin tersebut Enggak Tengah diproduksi dan Enggak dapat digunakan Tengah.

Cek Artikel:  UNRWA Bau Kematian di Mana-Mana karena Banyak Mayat Tergeletak di Jalan

Penarikan serupa juga akan dilakukan di negara-negara lain yang telah menggunakan vaksin tersebut. Meski demikian, AstraZeneca mengatakan vaksinnya telah membantu lebih dari 6,5 juta nyawa yang terselamatkan pada masa awal pandemi.  

“Upaya kami telah diakui oleh pemerintah di seluruh dunia dan secara luas dianggap sebagai komponen Krusial dalam mengakhiri pandemi Mendunia. Kami sekarang akan bekerja sama dengan regulator dan Kenalan kami Buat menyelaraskan jalur yang Jernih ke depan Buat menyelesaikan bab ini dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pandemi Covid-19,” kata perusahaan.

Raksasa farmasi ini menghadapi tuntutan hukum sebesar 100 juta pound di Inggris atas klaim bahwa suntikan Covid menyebabkan Mortalitas dan cedera pada beberapa orang.

Cek Artikel:  One Direction Reuni di Pemakaman Liam Payne, Suasana Haru Menyelimuti

AstraZeneca mengakui dalam salah satu Berkas pengadilan pada bulan Februari bahwa Covishield dapat “dalam kasus yang sangat jarang terjadi, menyebabkan TTS atau Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia.

TTS menyebabkan pembekuan darah dan rendahnya jumlah trombosit darah pada Mahluk dan telah dikaitkan dengan setidaknya 81 Mortalitas di Inggris. Tetapi, pembuat vaksin tersebut membantah bahwa keputusan penarikan Covishield terkait dengan kasus pengadilan.

Menurut laporan NDTV, AstraZeneca mengganti nama vaksin Covid-nya menjadi Vaxzevria pada tahun 2021. Vaksin tersebut diizinkan Buat digunakan pada mereka yang berusia 18 tahun ke atas, diberikan dalam dua suntikan, biasanya ke otot lengan atas, dengan selang waktu Sekeliling tiga bulan. Vaksin ini juga digunakan oleh beberapa negara sebagai suntikan booster.

Cek Artikel:  Awallai Pengaruhtif Tertibkan Turis, Pejabat Kota Copot Jaring Hitam Penghalang Gunung Fuji

Vaxzevria terdiri dari virus lain dari keluarga adenovirus yang dimodifikasi Buat mengandung gen pembuat protein dari SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Vaksin ini Enggak mengandung virus itu sendiri dan Enggak dapat menyebabkan virus.

Permohonan perusahaan Buat menarik vaksin tersebut dibuat pada Copot 5 Maret dan mulai berlaku pada Copot 7 Mei.

AstraZeneca yang terdaftar di Bursa Pengaruh London mulai beralih ke vaksin virus pernapasan dan obat obesitas melalui beberapa kesepakatan tahun Lampau setelah terjadi perlambatan pertumbuhan karena penurunan penjualan obat COVID-19.

Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan Buat vaksin Covid-19 terbaru pada bulan April menyarankan agar formulasi vaksin Covid-19 harus menargetkan garis keturunan virus JN.1, yang menggantikan varian garis keturunan XBB yang sudah Terdapat.

Mungkin Anda Menyukai