Update DBD Garut 2.810 Kasus, 8 Orang Meninggal Dunia

Update DBD Garut: 2.810 Kasus, 8 Orang Meninggal Dunia
Petugas melakukan pengasapan (fogging) nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) di Perumahan Bambu, Kreo, Kota Tangerang, Minggu (4/8/2024).(Dok MI)

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih mengalami peningkatan. Tercatat pada Januari-Oktober ada 2.810 kasus DBD dengan delapan orang meninggal dunia.

KEPALA Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut Asep Surachman mengatakan, kasus DBD masih terjadi di masyarakat seiring pergantian musim dari panas. Terlebih sekarang kondisi cuaca memasuki kemarau basah yang disertai hujan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.

“Kalau melihat kasus DBD yang terjadi setiap tahunnya memang paling banyak didominasi oleh anak-anak dan remaja. Karena, virus yang masuk lebih cepat tapi peningkatan kasus ini terjadi sejak awal Januari hingga Oktober dan telah menyebabkan delapan orang meninggal tidak tertolong dalam perawatan. Tetap ada warga menganggap DBD ini demam biasa,” katanya, Minggu (20/10).

Cek Artikel:  Pemkab Cianjur sudah Lunasi Utang Pinjaman Daerah Rp150 Miliar ke Perbankan

Ia mengatakan, petugas kesehatan masih berupaya merawat pasien DBD usia anak-anak maupun dewasa. Berdasarkan laporan, jumlah kasus aktif DBD atau kasus yang masih belum dinyatakan sembut tercatat 10 orang. Mereka masih harus mendapat perawatan di RSUD dr Slamet, puskesmas, dan rumah sakit swasta lainnya. 

Penambahan kasus DBD yang terjadi karena masyarakat masih kurang peduli dalam kebersihan lingkungan.

“Bingungkatan kasus DBD selama ini karena pergantian musim El Nino ke (musim) hujan. Selain itu, yang terjadi sekarang musim kemarau basah dan sekarang kasusnya memang merata di 42 kecamatan. Dengan peningkatan tersebut agar masyarakat selalu waspada dan rutin membersihkan lingkungan sekitar supaya tidak ditemukan jentik nyamuk dan selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS),” ujarnya.

Cek Artikel:  Penerimaan Pajak Daerah di Cianjur tidak Terganggu Pemilu maupun Pilkada 2024

Dinas Kesehataan Kabupaten Garut berupaya melakukan sosialisasi dan meminta agar masyarakat untuk siaga, waspada, dan selalu melakukan gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J). Karena, serangan nyamuk Aedes aegypty dapat menimbulkan kematian jika seorang pasien tidak tertolong.

“Petugas kesehatan berupaya melakukan langkah penurunan terutama penanganan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) agar jentik nyamuk tidak tumbuh dewasa. Tetapi, pemerintah daerah juga meminta agar setiap sekolah, kantor dan lingkungan masyarakat agar selalu menjaga kebersihkan termasuknya di dalam rumah,” pungkasnya. (AD/J-3)

Mungkin Anda Menyukai