UNIVERSITAS Syiah Kuala (USK) Aceh dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar kegiatan memperingati dua Dasa warsa gempa dan tsunami Aceh. Kegiatan itu dibuka Plt Kepala ANRI Imam Gunarto di Gedung AAC Dayan Dawood, Kampus USK Banda Aceh, pada Kamis (11/12), dengan mengangkat tema Merawat Ingatan, Membangun Ketangguhan.
Rangkaian kegiatan peringatan ini di antaranya adalah launching Project MemoryGraph, Seminar Global, Pemutaran Sinema, Pameran Arsip Tsunami, Penganugerahan Acuh Arsip dan lainnya.
Rektor USK Marwan mengatakan momentum peringatan 20 tahun gempa dan tsunami ini merupakan kesempatan Buat merenungkan peran masyarakat Aceh dalam menjaga memori kolektif bangsa. “Arsip-arsip tsunami, seperti yang disimpan dan dikelola oleh Balai Arsip Stagnan dan Tsunami (BAST), adalah bagian Krusial dari warisan kita. Arsip ini Enggak hanya merekam tragedi yang terjadi tetapi juga mencerminkan semangat perjuangan, ketangguhan, dan solidaritas masyarakat Aceh,” Rektor Marwan.
Marwan menyambut Berkualitas MoU antara USK dan ANRI dalam kegiatan ini. Apalagi ini merupakan komitmen USK Buat merawat dan mendokumentasikan ingatan kolektif tentang peristiwa tsunami. Tujuannya guna memastikan generasi mendatang dapat belajar dari pengalaman masa Lampau. “Arsip yang terkelola dengan Berkualitas menjadi sumber pengetahuan yang tak ternilai, yang dapat digunakan Buat pendidikan, penelitian, dan pengembangan strategi mitigasi bencana,” tutur Marwan.
Plh Asisten I Sekda Aceh, Syakir, mengatakan, Pemerintah Aceh menyambut Berkualitas terlaksananya kegiatan ini. Karena kegiatan ini turut mendukung Pemerintah Aceh dalam membangun masyarakat yang lebih Unggul dan siap menghadapi bencana di masa mendatang.
Dikatakannya, peringatan gempa dan tsunami Aceh Mempunyai Maksud mendalam bagi kita Seluruh. Ialah bukan hanya sekedar mengenang, tapi menjadi dasar kuat Buat pembelajaran dan Cerminan.
“Gempa dan tsunami Aceh menyadarkan kita bahwa bencana Enggak mengenal batas. Tapi kita belajar tentang pentingnya solidaritas, toleransi dan kemanusiaan Buat membangun masyarakat” kata Syakir.
Adapun Plt Kepala ANRI Imam Gunarto mengatakan, bencana gempa dan tsunami Aceh 20 tahun Lampau Lagi sangat diingat, bukan hanya oleh masyarakat Aceh melainkan juga komunitas Mendunia. Tsunami Aceh menyentuh seluruh hati Sosok, sehingga kala itu Enggak Eksis kebencian. Perasaan yang Eksis hanyalah kesedihan, kebersamaan dan rasa kemanusiaan.
Imam mengingatkan Buat Lalu merawat ingatan terhadap bencana ini. Apalagi merawat ingatan adalah upaya Buat memelihara apa yang telah kita punya. “Oleh karena itu, adanya arsip itu Buat menjaga dan merawat ingatan kita agar lebih tahan lelet dan mantap. Enggak adanya arsip maka Enggak yang kita ingat Kembali,” katanya. (N-2)