Uni Eropa Menuju Pertanian Berkelanjutan, Spesifiknya Apel dan Kiwi

Uni Eropa Menuju Pertanian Berkelanjutan, Khususnya Apel dan Kiwi
Buah kiwi, salah satu produk pertanian Uni Eropa.(NI/Terdapatm Dwi)

UNI Eropa, membuktikan diri sebagai pemimpin dalam menerapkan praktik pertanian berkelanjutan. Komitmen mereka terhadap lingkungan tercermin dalam produksi apel dan kiwi yang semakin populer di pasar global, termasuk Indonesia.

Dengan mengadopsi teknik-teknik inovatif seperti pengelolaan hama terpadu dan pertanian organik, petani di Eropa berhasil menghasilkan buah-buahan berkualitas tinggi sambil menjaga kelestarian lingkungan.

Langkahnya, yaitu dengan menggunakan pestisida kimia yang minim, konservasi air, serta peningkatan keanekaragaman hayati adalah beberapa manfaat nyata dari praktik pertanian berkelanjutan ini.

Baca juga : Houthi Yaman Rilis Rekaman Video Ledakan Kapal Tanker Minyak Yunani

Selain itu, dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti matahari dan angin, produksi buah-buahan di Eropa juga menjadi lebih ramah lingkungan.

Cek Artikel:  Hadirkan Penemuan Teknologi Jadi Komitmen Primer TCL

Kampanye Garden of Europe (2024-2027) yang digagas oleh Uni Eropa semakin memperkuat posisi apel dan kiwi Eropa di pasar Indonesia. Kampanye ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang kualitas dan keamanan produk, tetapi juga mendorong masyarakat untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan.

Pihak Koperasi Pertanian Neapoli Agrinio “AS NEAPOLIS” di Yunani dan Asosiasi Distributor Buah dan Sayuran Polandia “FRUIT UNION” adalah dua contoh dari banyak produsen yang terlibat dalam kampanye ini. Mereka yakin bahwa konsumen Indonesia akan sangat menyukai rasa segar dan alami dari buah-buahan Eropa.

“Dengan memilih apel dan kiwi Eropa, konsumen tidak hanya mendapatkan buah-buahan yang sehat dan lezat, tetapi juga berkontribusi pada upaya global untuk menjaga kelestarian lingkungan, berkontribusi untuk mengurangi jejak karbon, dan mempromosikan keanekaragaman hayati serta kesehatan tanah,” sebutnya, dalam siaran pers yang diterima Jumat (30/8). (N-2)

Cek Artikel:  Satgas Niscaya: Aktivitas Keuangan Ilegal Rugikan Masyarakat Rp139,03 Triliun hingga Oktober 2023

Mungkin Anda Menyukai