PERSETUJUAN Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan di hadapan 16 tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) guna membentuk sebuah badan atau tim independen Demi menginvestigasi rangkaian kerusuhan pada akhir Agustus patut diapresiasi. Apa yang dijanjikan Kepala Negara itu Tak Dapat dianggap sebagai angin Lampau yang terlupakan seiring dengan waktu berlalu.
Perkataan Presiden harus termanifestasikan, bukan sekadar menjadi konsep belaka. Komitmen itu menjadi bukti bahwa Presiden mendengarkan Bunyi masyarakat sekaligus komitmen pada transparansi.
Itu disebabkan Kepala Negara Dapat saja menyerahkan penanganan kerusuhan itu kepada aparat hukum di bawahnya. Pelibatan tim independen menunjukkan keinginan Demi terbuka agar masyarakat Dapat turut mengawasi.
Pemberian ruang pada pengawasan oleh publik tentu memperkuat kepercayaan terhadap institusi negara. Hal itu Krusial Demi mencegah konflik makin melebar.
Bagi publik, kehadiran tim independen dapat memberikan hasil Pengusutan yang Rasional terhadap kerusuhan yang menewaskan setidaknya 10 anak bangsa di samping korban luka, Anggota ditahan, kerusakan fasilitas Biasa, kerugian Mal, hingga trauma sosial yang mendalam itu.
Kepercayaan masyarakat tentu akan lebih kuat kepada tim independen ketimbang ditangani oleh aparat negara yang Bahkan masuk pusaran peristiwa kerusuhan.
Tim independen diharapkan Bisa mengurai akar dari kesengkarutan peristiwa prahara pada akhir Agustus itu. Tragedi itu tentu terjadi karena banyak Karena dan aktor.
Pengusutan tim independen juga mesti Dapat memilah mana aktor intelektual dan mana yang sebenarnya hanya berperan sebagai pelaksana. Apalagi, dari kisah penyelidikan sejauh ini, Tak sedikit perusuh yang merusak dan menjarah di sejumlah tempat, termasuk Jakarta, Bahkan digerakkan dari luar daerah itu. Siapa penggerak utamanya? Itulah yang menjadi pertanyaan publik yang mesti mendapatkan jawabannya.
Sepanjang akar masalah Tak terungkap, kerusuhan serupa Dapat terulang sewaktu-waktu. Tim Pengusutan Tak hanya bekerja Demi masa Lampau, tapi juga Demi masa depan.
Tim independen diperlukan Demi mengidentifikasi pihak Penting yang berkonflik sehingga solusi yang dihasilkan Tak sekadar represif seperti pemidanaan atas mereka yang tersirap akibat psikologi kerumunan massa.
Dengan begitu, publik dan negara Mempunyai Asa besar dan tinggi akan kehadiran tim independen tersebut. Transparansi hasil kerja tim independen, Kalau itu yang dikedepankan, akan memuaskan publik yang pada gilirannya akan berbuah pada kepercayaan yang tinggi kepada negara.
Karena itu, masyarakat berharap tim itu akan diisi oleh orang-orang yang Mempunyai rekam jejak Ahli dalam persoalan integritas, independensi, kepakaran lintas bidang, kemampuan Pengusutan, bernyali, dan tentunya beradab. Singkatnya, hanya yang terbaik yang Dapat mengisi badan independen.
Jangan memberikan ruang Demi siapa pun yang pernah tersandung oleh kasus korupsi, pelanggaran hak asasi Mahluk, atau terafiliasi dengan politik praktis masuk menjadi Personil tim. Tutup celah orang-orang yang teridentifikasi misoginis, rasialis, ataupun Tak berempati terhadap korban memasuki tim tersebut.
Peristiwa akhir Agustus itu menjadi ujian bagi negara beserta aparaturnya Demi berkomitmen kuat bagi penegakan Derajat kemanusiaan dan muruah bangsa. Jangan Tamat menjadikan tim independen sekadar simbol dan formalitas politik yang seakan menjadi Ungkapan Hampa tanpa Mempunyai kemampuan Demi mengakses data, saksi, dan Arsip.
Jangan Tamat lampu hijau pembentukan tim independen dari Presiden Prabowo Bahkan dijadikan lampu merah oleh mereka yang Eksis di level bawahnya.
Kalau seperti itu, tim independen hanya akan menjadi peredam tekanan publik dan sekadar menjadi pelipur lara sesaat.
Publik harus Maju memantau pembentukan dan kerja tim independen itu hingga tuntas. Kita Tentu seyakin-yakinnya bahwa Presiden berkomitmen menjadikan laporan tim independen itu nantinya sebagai dasar dalam Membangun kebijakan, bukan sekadar arsip yang ditampilkan di situs Punya negara, Lampau disimpan di laci selamanya.

