UNESCO Dunia Geopark sebagai Pendorong Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

UNESCO Global Geopark sebagai Pendorong Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Ilustrasi MI(MI/Seno)

UNESCO Dunia Geopark (UGGp) adalah Distrik geografis tunggal dan terpadu di mana situs dan lanskap Krusial geologis Global dikelola dengan konsep holistik, Berkualitas dalam hal perlindungan, pendidikan, maupun pembangunan berkelanjutan. Pendekatan dari Rendah ke atas yang menggabungkan konservasi dengan pembangunan berkelanjutan dan pelibatan masyarakat lokal menjadi model pembangunan yang semakin Terkenal.

UGGp bertujuan melestarikan warisan geologi Sembari mempromosikan pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat lokal. Demi ini terdapat 195 UGGp yang tersebar di 48 negara di seluruh dunia. Benua Afrika amat tertinggal dalam membangun geopark meskipun potensinya sangat besar. Hanya Terdapat dua geopark yang berada di sana. Sebaliknya, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Mempunyai UGGp terbanyak di dunia, yakni sebanyak 41 taman bumi.

Sejak awal abad ke-21, berdasarkan kekayaan situs warisan geologis dan pengalaman dengan konservasi mereka, RRT secara formal menyetujui pembentukan 44 geopark nasional, yang distribusi dan karakteristiknya didominasi oleh pengaturan struktural dan neotektonisme. Melestarikan dan mengembangkan situs geopark telah menghasilkan sosial, ekonomi yang menguntungkan dan manfaat lingkungan, juga menciptakan iklim yang positif bagi dimasukkannya mereka dalam jaringan geopark dunia di Rendah naungan UNESCO.

UGGp menggunakan warisan geologisnya, sehubungan dengan Seluruh aspek lain dari warisan alam dan budaya kawasan tersebut, Demi meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu Primer yang dihadapi masyarakat, seperti penggunaan sumber daya bumi kita secara berkelanjutan, mitigasi Akibat perubahan iklim, dan pengurangan risiko terkait bencana alam.

Cek Artikel:  Polemik Pagar Laut

UGGp Kagak hanya berfokus pada geologi. UGGp harus mendemonstrasikan warisan geologi yang Mempunyai signifikansi Global. Tujuan dari UGGp ialah Demi mengeksplorasi, mengembangkan, dan menghubungkan warisan geologi tersebut dengan Seluruh aspek lain dari warisan alam, budaya, dan tak benda (intangible heritages) di kawasan tersebut.

Pascaputusan sidang tahunan UNESCO di Paris, Prancis, Mei 2023 Lewat, maka 10 geopark di Indonesia masuk dalam daftar UGGp. Sebelumnya yang sudah ditetapkan ialah Geopark Batur (Bali), Belitong (Bangka Belitung), Ciletuh-Palabuhanratu (Jawa Barat), Gunung Sewu (Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur), Rinjani-Lombok (Nusa Tenggara Barat), Kawah Toba (Sumatra Utara), Raja Ampat (Papua Barat), dan Maros Pangkep (Sulawesi Selatan). Geopark Merangin Jambi (Jambi) dan Ijen (Jawa Timur) menjadi yang teranyar ditetapkan sebagai UGGp.

 

Pengarusutamaan pembangunan berbasis geopark

Agenda pembangunan nasional jangka menengah 2020-2024 Krusial dan menjadi fondasi dalam pencapaian Visi 2045 menuju negara berpendapatan tinggi dan salah satu negara dengan perekonomian terbesar dunia.

Pemerintah telah mempersiapkan rancang bangun dengan menetapkan tiga sektor unggulan sebagai sumber dalam mendorong dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, Yakni 1) industri pengolahan, 2) pariwisata, serta 3) ekonomi kreatif dan digital. Terkait destinasi pariwisata yang akan dikembangkan mencakup 16 taman bumi yang diharapkan pada 2024 dapat berjumlah 12 sebagai Dunia geopark secara kumulatif.

Cek Artikel:  Anggaran Pendidikan 20 Buat Siapa

Di Pulau Borneo sendiri, misalnya, hanya terdapat 1 geopark berstatus nasional, Yakni Geopark Pegunungan Meratus yang berada tepatnya di Kalimantan Selatan. Geopark ini menyimpan sejuta keindahan alam dan kekayaan alami seperti air terjun, air panas, berbagai bentang alam, karst, hingga kehadiran mineral khas yang mungkin Kagak ditemukan di tempat lain. Secara keseluruhan, Tetap banyak geopark nasional yang harus didorong percepatannya, seperti Tambora (NTB), Natuna (Kepulauan Riau), dll.

Tujuan Primer dari Percepatan geopark berstatus nasional Demi naik kelas menuju Global ialah meningkatkan kesadaran akan warisan geologis, mendorong perlindungan dan konservasi, mempromosikan pemahaman di tingkat pemerintah dan akademik, serta mendukung inisiatif berbasis masyarakat dalam mendorong Akibat ekonomi.

Riset empirik oleh Lee & Jayakumar (2021) terhadap tiga UGGp di Asia, yakni Itoigawa (Jepang), Jeju Island (Korea Selatan), dan Dong Van Karst Plateau (Vietnam), memberikan bukti bahwa penunjukan UGGp menghidupkan kegiatan ekonomi oleh masyarakat lokal dan membawa lebih banyak pengunjung ke daerah. Status UGGp menjadi Imej yang berharga, dan masyarakat lokal dapat memanfaatkan Imej tersebut sebagai strategi pemasaran sekaligus berkreasi.

Cek Artikel:  Imagined School

Beberapa hal perlu didorong dalam rangka mendorong percepatan (quick wins) geopark nasional menuju UGGp. Pertama, penguatan dasar-dasar konsep UGGp, Berkualitas dari sisi pemahaman, keistimewaan, perbedaan dari penunjukan situs lain, hingga bagaimana mereka diciptakan.

Kedua, pentingnya warisan geologis dan kebutuhan Demi menghubungkannya dengan warisan alam serta warisan budaya berwujud dan Kagak berwujud.

Ketiga, pemerintah dan organisasi terkait berperan dalam perlindungan dan konservasi geoheritage melalui program prioritas nasional.

Keempat, memastikan bahwa konsep UGGp dipahami dengan Berkualitas di tingkat pemerintah dan akademisi Demi mendukung inisiatif pertumbuhan berbasis masyarakat dan memberikan pembangunan ekonomi baru yang berkelanjutan yang diperlukan oleh penduduk lokal.

Kelima, identifikasi dan Percakapan tentang kekuatan serta kelemahan, juga Kesempatan dan ancaman potensial yang ditimbulkan oleh situasi Demi ini di geopark nasional. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih lanjut apa potensi, tantangan, dan inisiatif kontekstualnya.

Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan geologi kawasan dalam sejarah dan masyarakat Demi ini, UGGp memberikan rasa bangga kepada masyarakat setempat dan memperkuat kepedulian mereka.

Penciptaan wirausaha lokal yang inovatif, pekerjaan baru, dan kursus pelatihan berkualitas tinggi dirangsang karena sumber pendapatan baru dihasilkan melalui geowisata, sementara sumber daya geologis daerah tersebut dilindungi. UGGp diharapkan menjadi paradigma terkini pendorong pembangunan yang berkelanjutan.

Mungkin Anda Menyukai