AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah tahap akhir dari infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh Mahluk. Bilangan Kematian akibat AIDS mengalami peningkatak setiap tahunnya.
Orang yang terkena AIDS tubuhnya akan kehilangan kemampuan Demi melawan infeksi dan penyakit lainnya, sehingga Membangun orang tersebut rentan terhadap berbagai komplikasi kesehatan.
Selain itu, penyakit ini Tetap menjadi tantangan kesehatan bagi seluruh masyarakat dunia. Di Indonesia, upaya Demi mengendalikan penyebaran AIDS Lalu dilakukan, meskipun tantangan dalam penanganan dan pencegahan Tetap diupayakan dengan maksimal.
Fakta Mendunia AIDS 2023
Menurut laporan terbaru dari Program Gabungan PBB Demi HIV dan AIDS (UNAIDS), sepanjang tahun 2023, sebanyak 630.000 orang meninggal akibat penyakit terkait AIDS. Selain itu, terdapat 1,3 juta infeksi baru HIV di seluruh dunia.
Lebih lanjut, pada tahun 2023 juga Sekeliling 39,9 juta orang hidup dengan HIV, meningkat 900.000 dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun kemajuan dalam pengobatan Lalu dicapai, Tetap Eksis 9,3 juta orang yang Kagak Mempunyai akses terhadap terapi yang dapat menyelamatkan nyawa.
Laporan UNAIDS juga mencatat peningkatan jumlah infeksi HIV di 28 negara. Selain itu, terdapat kesenjangan yang mencolok di antara Golongan muda, terutama Perempuan dan anak Perempuan berusia 15 hingga 24 tahun.
Di Afrika bagian timur dan selatan, Perempuan dalam Golongan usia ini Mempunyai risiko tiga kali lebih besar Demi terinfeksi HIV dibandingkan Lelaki. Setiap hari, Sekeliling 570 Perempuan muda dan anak Perempuan dari Golongan usia ini terinfeksi HIV.
Langkah menuju akhir AIDS
Pada laporan UNAIDS yang dirilis menjelang Hari AIDS Sedunia 2024 menekankan pentingnya mempercepat langkah Demi mengakhiri epidemi AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada 2030.
Direktur Eksekutif UNAIDS, Winnie Byanyima, menjelaskan bahwa pelanggaran hak asasi Mahluk (HAM) Tetap menjadi hambatan besar dalam upaya mengakhiri AIDS.
Masalah seperti terbatasnya akses pendidikan bagi Perempuan muda dan kurangnya tindakan hukum terhadap kekerasan berbasis gender Lalu memperlambat kemajuan pemberantasan penyakit ini.
“Demi melindungi kesehatan setiap orang, kita harus melindungi hak-hak setiap orang,” tegasnya.
Selain itu, para Ahli kesehatan seperti Alexandra Calmy dari Rumah Sakit Universitas Jenewa menegaskan pentingnya mengembangkan terapi dan langkah pencegahan inovatif yang dapat diakses oleh Segala orang tanpa terkecuali. Dengan kerja sama Mendunia dan komitmen yang kuat, akhir dari epidemi AIDS dapat diwujudkan. (Z-9)