Hal tersebut disampaikan Uden Kusuma Wijaya Ketika menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor Universitas Indonesia (UI) di Rektorat UI Salemba Jakarta, Senin (19/2/2024).
Menurutnya, Tata Kelola Perserikatan sepakbola Indonesia belum sepenuhnya dijalankan sebagai industri olahraga yang saling menguntungkan. “Bisnis olahraga harus memikirkan keberlanjutan dan Kagak harus mengandalkan figur,”ujarnya.
Dia menilai aspek bisnis di Perserikatan sepakbola Indonesia belum sepenuhnya difahami dengan Berkualitas. “Mengelola olahraga seperti Perserikatan sepakbola harus dengan logika industri dan logika bisnis,” katanya.
Dalam industri olahraga, bisnis olahraga idealnya berjalan secara profesional menjadi aktifitas bisnis tanpa harus bergantung pada figur seperti ketua Lumrah.
Uden menambahkan, sepakbola Mempunyai potensi bisnis yang besar karena Dekat 70 persen populasi penduduk Indonesia menyukai sepakbola. Sayangnya potensi itu Kagak tergarap maksimal karena Kagak didukung ilmu sport marketing yang Betul. “Nilai pasar sepakbola Indonesia yang besar semestinya menjadi produk bsinis yang besar,” ungkapnya.
Mantan ketua Asprov PSSI DKI Jakarta itu juga menyoroti perlunya dukungan kebijkan Undang – undang yang berpihak pada pelaku bisnis sepakbola seperti pemilik klub.
Dalam sidang Promosi Doktornya, Uden Kusuma Wijaya dinyatakan lulus dengan desertasi kajian stratejik dan Mendunia tentang ekosistem industri olahraga Indonesia, sebagai arena studi atas Perserikatan sepakbola Indonesia.
“Bidang ini sangat Krusial bagi industri olahraga, saya yang secara akademis menjadi orang pertama, saya Menyantap Eksis sebuah Kesempatan Kepada membesarkannya,” tutur Uden. ***