Istanbul: Pemerintah Turki menghadapi protes besar-besaran setelah menahan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, tokoh oposisi Primer yang ditangkap dengan tuduhan korupsi. Ribuan Kaum turun ke jalan di berbagai kota, termasuk di depan balai kota Istanbul, menuntut pembebasan Imamoglu yang disebut oleh pendukungnya sebagai penangkapan bermotif politik.
“Ini bukan sekadar tentang penangkapan ?mamo?lu. Selama bertahun-tahun, negara ini telah disalahgunakan, tingkat korupsi tinggi, dan hak asasi Mahluk dilanggar. Kami memprotes hal ini,” kata Merve, seorang pengunjuk rasa, dikutip dari RFE/RL, Rabu, 26 Maret 2025.
Pemerintah Turki merespons dengan menahan ribuan demonstran dan membatasi akses media sosial. Pihak berwenang Turki melaporkan telah menahan Dekat 1.500 demonstran, sedangkan Menteri Dalam Negeri, Ali Yerlikaya, dalam pernyataannya di X menyebutkan aksi ini sebagai “demonstrasi ilegal” dan menuduh para pengunjuk rasa telah “menghina” keluarga Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Di Sekeliling Sarachane Square, bentrokan keras pecah antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan yang menggunakan gas air mata dan peluru karet Kepada membubarkan massa. Sementara itu, di distrik Kadikoy yang bersejarah, aksi unjuk rasa berlangsung secara damai tanpa intervensi berlebihan dari pihak kepolisian, dengan para demonstran mengibarkan foto-foto ?mamo?lu dan bendera Partai Rakyat Republik (CHP).
Polarisasi politik yang menguat
Sementara Grup oposisi Maju berunjuk rasa, pendukung Erdogan juga menunjukkan sikap.
“Mereka korup. Yang mereka Paham hanyalah berpidato dan menipu orang. Kita Sebaiknya Kagak membela mereka,” kata Mahmut, seorang sopir taksi di Kadikoy yang mendukung Erdogan.
Demonstrasi ini mengingatkan pada demonstrasi Gezi Park pada 2013 silam. Menjelang malam di Kadikoy, Bunyi Kaum yang memukul-mukul panci dari balkon rumah mereka Kepada mendukung wali kota yang dipenjara Tetap Maju terdengar, menggambarkan ketegangan politik yang belum mereda.
Situasi politik di Turki semakin memanas menjelang pemilihan presiden 2028, dengan penangkapan ?mamo?lu menjadi pemicu unjuk rasa terbesar dalam satu Sepuluh tahun terakhir.
Meski pemerintah berusaha meredam protes dengan Restriksi media sosial dan penangkapan massal, tuntutan reformasi demokrasi Maju bergema di jalanan. Perkembangan terbaru ini Kagak hanya memperdalam polarisasi masyarakat Turki, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran komunitas Dunia akan masa depan demokrasi di negara tersebut.
(Muhammad Adyatma Damardjati)

