Liputanindo.id – Air Canada sepakat berdamai dengan serikat pilot yang menuntut gaji serta tunjangan kepada maskapai. Kesepakatan damai itu dicapai setelah ada ancaman pemogokan massal dan penutupan sementara.
“Perjanjian baru ini mengakui kontribusi dan profesionalisme kelompok pilot Air Canada, sekaligus menyediakan kerangka kerja untuk pertumbuhan maskapai di masa mendatang,” kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Minggu (15/9/2024).
Setelah kesepakatan itu tercapai, Air Canada dan Air Canada Rouge, yang mengoperasikan hampir 670 penerbangan per hari yang mengangkut sekitar 110.000 penumpang harian serta kargo itu akan berjalan kembali seperti biasa.
Asosiasi Pilot Maskapai (ALPA), yang mewakili lebih dari 5.200 pilot mengatakan kesepakatan itu akan menghasilkan nilai tambahan sebesar 1,9 miliar dolar Kanada (Rp21 triliun) bagi para anggotanya selama empat tahun. Kesepakatan itu meningkat 46 persen dari kontrak sebelumnya yang berakhir pada September 2023.
“Setelah beberapa minggu berturut-turut negosiasi intensif sepanjang waktu, kemajuan telah dicapai pada beberapa isu utama termasuk kompensasi, pensiun, dan aturan kerja,” ujar ketua dewan eksekutif utama ALPA Air Canada, Charlene Hudy.
Apabila disetujui oleh anggota ALPA, kesepakatan tersebut akan berlaku surut dari 30 September 2023 menjadi 29 September 2027.
Diketahui tuntutan yang berujung pada ancaman mogok kerja ini sudah dirundingkan selama 15 bulan terakhir. Para pilot menuntut upah yang mempersempit kesenjangan gaji dengan rekan-rekan mereka di maskapai besar AS seperti United Airlines.
Air Canada sebelumnya telah menawarkan kenaikan upah lebih dari 30 persen, serta peningkatan pensiun dan tunjangan kesehatan. Tetapi serikat pekerja mengatakan usulan itu tidak cukup baik bagi anggota mereka yang telah bekerja dengan upah dan ketentuan kualitas hidup yang dinegosiasikan pada tahun 2014.