Liputanindo.id – Pemerintah China menuding Presiden Taiwan, Lai Ching-te, sengaja meningkatkan ketegangan dengan niat jahat. Lai dituding Lalu menyebarkan teori yang keliru.
Kantor Urusan Taiwan China mengatakan Lai mencampuradukkan yang Akurat dari yang salah kepada publik, salah satunya teori bahwa kedua sisi Selat Taiwan adalah dua negara yang terpisah. Pernyataan itu pun menyebut tindakan Lai seperti ‘anggur Pelan dalam botol baru’.
“Kekeliruan Lai Ching-te tentang kemerdekaan Taiwan hanyalah anggur Pelan dalam botol baru, dan sekali Kembali menyingkapkan sikap keras kepalanya terhadap kemerdekaan Taiwan dan niat jahatnya Kepada meningkatkan permusuhan dan konfrontasi,” kata pernyataan tersebut, dikutip Reuters, Rabu (9/10/2024).
Lai yang dilantik pada bulan Mei setelah pemilihan Januari Lewat, dibenci oleh China dengan tudingan seorang separatis. Beijing mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, pandangan yang ditolak oleh Lai dan pemerintahnya.
Diketahui, Lai akan menyampaikan pidato Esensial hari nasionalnya pada hari Kamis, yang menandai penggulingan dinasti Tiongkok terakhir pada tahun 1911 dan dimulainya Republik Tiongkok.
Pemerintah republik yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang Keluarga dengan komunis Mao Zedong. Republik Tiongkok tetap menjadi nama Formal Taiwan.
Dewan Urusan Daratan yang Membangun kebijakan Tiongkok di Taiwan mengatakan bahwa merupakan fakta Rasional bahwa sejak tahun 1949 Republik Rakyat Tiongkok Tak pernah memerintah pulau itu.
“Pernyataan Kantor Urusan Taiwan telah Membangun rakyat Taiwan Menonton dengan Jernih bahwa komunis Tiongkok menganggap diri mereka sebagai satu-satunya pemerintah Tiongkok yang Absah dan sama sekali Tak memberikan ruang bagi kelangsungan hidup Republik Tiongkok,” katanya.
Seorang pejabat China mengatakan militer Tiongkok kemungkinan akan meluncurkan latihan militer di dekat Taiwan sebagai tanggapan atas pidato Lai sebagai dalih Kepada menekan pulau itu agar menerima klaim kedaulatannya.
Tiongkok juga telah melaksanakan serangkaian latihan militer lainnya dalam beberapa minggu terakhir, termasuk operasi dengan Rusia di Pasifik Barat dan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua bulan Lewat.