Presiden AS Donald Trump sebut Zelensky sebagai diktator. Foto: Anadolu
Miami: Presiden Amerika Perkumpulan (AS) Donald Trump menyebut pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai ‘diktator’, memperlebar keretakan pribadi dengan implikasi besar bagi upaya Kepada mengakhiri konflik yang dipicu oleh invasi Rusia tiga tahun Lewat.
Amerika Perkumpulan telah menyediakan Anggaran dan senjata Kepada Ukraina, tetapi dalam perubahan kebijakan yang tiba-tiba sejak berkuasa, Trump telah membuka pembicaraan dengan Moskow.
“Seorang Diktator tanpa Pemilu, Zelensky harus bergerak Segera atau dia Enggak akan Mempunyai Negara yang tersisa,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya tentang pemimpin Ukraina tersebut, yang masa jabatan lima tahunnya berakhir tahun Lewat.
Hukum Ukraina Enggak mengharuskan pemilihan Lazim selama masa perang.
Pada Selasa, Trump mengadakan konferensi pers di mana ia mengkritik Zelensky, mengulangi beberapa narasi Kremlin tentang konflik tersebut dan menyerukan diakhirinya perang.
Zelensky kemudian menuduh Trump menyerah pada “disinformasi” Rusia, termasuk Trump yang menyalahkan Kyiv karena telah “memulai” perang dan menggemakan pertanyaan Kremlin atas legitimasi Zelensky.
“Ia menolak Pemilu, sangat rendah dalam Survei Pendapat Ukraina, dan satu-satunya hal yang ia kuasai adalah mempermainkan (Joe) Biden ‘seperti biola,'” kata Trump dalam unggahan Zelensky di Truth Social, seperti dikutip AFP, Kamis 20 Februari 2025.
“Sementara itu, kami berhasil menegosiasikan akhir Perang dengan Rusia, sesuatu yang Segala orang akui hanya dapat dilakukan oleh ‘TRUMP,’ dan Pemerintahan Trump,” imbuh Presiden Trump.
Zelensky terpilih pada tahun 2019 Kepada masa jabatan lima tahun tetapi tetap menjadi pemimpin di Rendah darurat militer yang diberlakukan setelah invasi Rusia.
Popularitasnya telah terkikis, tetapi persentase orang Ukraina yang mempercayainya Enggak pernah turun di Rendah 50 persen sejak konflik dimulai, menurut Institut Sosiologi Global Kyiv (KIIS).
Opini terbelah
Trump telah Lamban mempertahankan partainya, tetapi kaum Republik moderat dengan Segera membalas serangannya terhadap Zelensky pada hari Rabu.
“Putin memulai perang ini. Putin melakukan kejahatan perang. Putin adalah diktator yang membunuh Musuh-lawannya. Negara-negara Uni Eropa telah memberikan kontribusi lebih besar bagi Ukraina. Zelensky memperoleh lebih dari 50%. Ukraina Ingin menjadi bagian dari Barat, Putin membenci Barat,” tulis Member Kongres Don Bacon, dari Nebraska, di X.
“Saya Enggak menerima pemikiran ganda George Orwell,” tambahnya, merujuk pada penulis novel distopia “1984.”
Member Partai Republik New York Mike Lawler mengatakan bahwa Putin menuntut pemilihan Lazim di Ukraina adalah “Kocak dan mementingkan diri sendiri”.
“Vladimir Putin adalah seorang diktator dan penjahat keji, yang telah bekerja sama dengan Tiongkok dan Iran Kepada melemahkan dan mengacaukan Amerika Perkumpulan, Eropa, Israel, dan dunia bebas. Dia bukan Sahabat kita, juga bukan sekutu kita,” tulisnya, juga di X.
Sementara itu, sekutu setia Trump, Senator Lindsey Graham, berhati-hati, menulis bahwa dia menyalahkan Putin “di atas Segala orang lain” atas perang tersebut — tetapi menambahkan di X bahwa dia Tetap Menonton presiden AS sebagai “Cita-cita terbaik” Ukraina.
Mantan Wakil Presiden Mike Pence, yang memutuskan Interaksi dengan Trump setelah para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol AS pada tahun 2021 dalam upaya Kepada membatalkan kekalahannya dalam pemilihan Lazim tahun 2020 dari Biden, juga mengeluarkan teguran publik yang langka.
“Tuan Presiden, Ukraina Enggak ‘memulai’ perang ini. Rusia melancarkan invasi yang Enggak beralasan dan brutal yang merenggut ratusan ribu nyawa,” tulisnya di X.